Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks obligasi Indonesia yang tercermin pada Indonesia Composite Bond Index (ICBI) tercatat menanjak sejak awal tahun 2020. Kondisi tersebut sekaligus mencerminkan harga obligasi Indonesia yang bakal terus meroket di tahun ini.
Jumat (10/1) ICBI berada di level 277,4216, sekaligus jadi level tertinggi sepanjang masa. Sepanjang 2020 pun, indeks obligasi Indonesia ini sudah naik 1,07%.
Analis Obligasi BNI Sekuritas Ariawan mengungkapkan, tren kenaikan ICBI masih terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Kondisi tersebut terkait dengan konflik Amerika Serikat (AS) dengan Iran yang saat ini berlangsung cenderung mereda.
Apalagi, secara historis sepanjang Januari kondisi pasar cenderung naik. Proyeksinya, sepanjang 2020 ICBI berpeluang naik 9% hingga 10%.
Baca Juga: Yield obligasi berpotensi naik, pemerintah harus amankan pembiayaan APBN lebih awal
"Trennya naik karena tensi geopolitik global mereda, selain itu optimisme terhadap hubungan dagang AS dan China meningkat," jelas dia, Jumat (10/1).
Di sisi lain, kondisi ekonomi domestik juga dinilai cukup kuat saat ini, sehingga aliran dana asing masuk ke pasar obligasi Indonesia masih cukup deras. Ariawan pun yakin tren penguatan pasar obligasi yang berlangsung di 2019 berlanjut di 2020, dan bahkan berpeluang lebih positif.
Pasar obligasi juga mendapat sokongan dari kondisi ekonomi domestik. Hal ini tampak dari tingkat imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) yang masih menarik.
"Kondisi domestik masih menarik dan akan mendorong aliran dana asing masuk ke pasar Indonesia," ujarnya. Untuk itu dengan kondisi likuiditas Tanah Air yang membaik, Ariawan memperkirakan yield SUN acuan tenor 10 tahun akan turun ke 6,53% hingga 6,73% di 2020.
Seiring masih terbukanya potensi penurunan yield, dia menilai sekarang jadi waktu yang tepat bagi investor mengoleksi obligasi. Terlebih peluang kenaikan harga lanjutan masih cukup terbuka.
"Kalau ada momen-momenn koreksi pasar, justru dapat dimanfaatkan untuk buy on weakness," jelas dia.
Baca Juga: Ingat, ini empat SUN seri benchmark di 2020
Meskipun begitu, pasar juga perlu terus mewaspadai tantangan-tantangan di pasar obligasi, khususnya yang datang dari sentimen eksternal. Seperti, tensi geopolitik yang kembali panas dan atau berlanjutnya perang dagang.
Selain itu, ada pula risiko pelambatan ekonomi global yang lebih buruk dari perkiraan. Beberapa sentimen tersebut, diungkapkan Ariawan dapat menjadi faktor risiko yang membatasi peluang penguatan pasar surat utang di 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News