kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks manufaktur menembus level eskpansif, investor tetap perlu waspada


Kamis, 03 Desember 2020 / 12:50 WIB
Indeks manufaktur menembus level eskpansif, investor tetap perlu waspada
ILUSTRASI. Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham di Jakarta, Jumat (6/11/2020).


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Berdasar hasil survei IHSG Markit, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan November 2020 meningkat ke level 50,6. Sebelumnya, PMI Manufaktur Indonesia berada pada level 47,8 pada bulan Oktober 2020.

Mengutip catatan Kontan.co.id, ini menjadi kali pertama PMI Manufaktur Indonesia menyentuh level ekspansif sejak Agustus 2020. Asal tahu saja, sektor manufaktur dapat dikatakan ekspansif jika berada di atas level 50.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Anthony Kevin, dalam risetnya Rabu (2/12) mengungkapkan, pihaknya tetap berhati-hati memaknai aktivitas manufaktur Indonesia yang mencatatkan level ekspansif.

"Dikarenakan perhitungan manufacturing PMI didasarkan pada perubahan secara bulanan, lantas ekspansi pada bulan November banyak dipicu oleh low-base effect," ungkapnya dalam riset, Rabu (2/12).

Baca Juga: Pemulihan Industri Pinjaman Daring

Lebih lanjut, Kevin menjelaskan, pasca pengetatan PSBB di Jakarta dilonggarkan pada pertengahan Oktober lalu, perusahaan-perusahaan manufaktur menggenjot produksinya. IHS Markit pun mencatat pertumbuhan output yang tertinggi semenjak survei dilakukan 9,5 tahun yang lalu.

Akan tetapi, survei IHS Markit menunjukkan dua risiko utama bagi perekonomian Indonesia ke depan. Pertama, seiring dengan permintaan yang masih relatif lemah, tenaga kerja di industri manufaktur terus dikurangi. Kedua, perusahaan-perusahaan manufaktur terus mengurangi pembelian mereka atas bahan baku, berikut juga persediaan atas bahan baku dan barang jadi.

Diprediksi, aktivitas manufaktur akan terkontraksi di bulan Desember. Ekspektasi yang tinggi bahwa libur panjang di bulan Desember akan meningkatkan permintaan atas barang dan jasa kemungkinan tidak akan termaterialisasi.

"Mengingat pemerintah berencana untuk memangkas jumlah hari libur pada bulan Desember guna menekan penyebaran Covid-19," jelasnya.

Baca Juga: Bursa Asia sedikit berubah, pasar mencerna rilis data ekonomi terbaru China

Tidak jauh berbeda, Head Equity Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto juga melihat perbaikan yang terjadi di bulan November perlu dipandang secara menyeluruh.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×