Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menguat empat hari berturut-turut, tren positif rupiah akhirnya terhenti pada perdagangan hari ini. Rabu (8/9), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,28% ke Rp 14.253 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah Jisdor juga mencatatkan kinerja yang serupa. Mata uang Garuda ini berada di level Rp 14.266 per dolar AS atau ambles 0,5% dari hari sebelumnya.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengungkapkan, pelemahan rupiah terseret faktor eksternal maupun internal. Dari eksternal, kenaikan tingkat imbal hasil obligasi AS membuat dolar AS ikut menguat.
Sementara sentimen internal yang menyeret rupiah adalah indeks keyakinan konsumen yang turun dari 80,2 menjadi 77,3 turut.
Baca Juga: Loyo, rupiah ditutup melemah ke Rp 14.253 per dolar AS pada hari ini (8/9)
Sementara untuk perdagangan besok (9/9), Faisyal memperkirakan, rupiah berpotensi kembali mengalami pelemahan. Menurut dia, penguatan dolar AS masih akan terjadi dan sikap pasar yang wait and see juga tidak akan menguntungkan rupiah.
“Pelaku pasar akan menantikan seperti apa keputusan European Central Bank (ECB) karena beberapa pejabatnya cenderung hawkish dengan mendukung pengetatan moneter. Padahal, ekonomi global masih cukup khawatir dengan penyebaran Covid-19 varian Delta,” jelas Faisyal ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (8/9).
Oleh karena itu, rupiah sebagai aset berisiko dinilai akan cenderung dijauhi pasar dalam kondisi seperti ini. Perkiraan Faisyal, rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.200 - Rp 14.310 per dolar AS untuk perdagangan esok hari
Selanjutnya: BI bantah ada perlakuan khusus untuk China dalam transaksi local currency settlement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News