kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Indeks IDX Value 30 turun 4,81%, simak rekomendasi analis


Minggu, 08 September 2019 / 13:09 WIB
Indeks IDX Value 30 turun 4,81%, simak rekomendasi analis
ILUSTRASI. Indeks IDX Value 30 (IDXV30) sejak awal tahun sudah merosot 4,81% ke level 141,78.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks IDX Value 30 (IDXV30) sejak awal tahun sudah merosot 4,81% ke level 141,78. Indeks ini berisi saham dengan valuasi harga yang rendah namun memiliki likuiditas transaksi dan kinerja yang baik.

Head Research Invofesta Wawan mebgatakan, indeks ini memiliki potensi untuk menguat karena konstituen dari indeks ini dipilah dari fundamental berupa kinerja laba dan ekuitas positif. "Namun demikian, untuk tahun ini sentimen lebih banyak dari faktor eksternal dan perilaku investor asing," jelas Wawan, Jumat (6/9).

Lebih lanjut, valuasi saham murah juga dapat dipandang bahwa saham ini belum diminati oleh banyak investor. Kendati begitu, valuasi murah sebenarnya menarik untuk jangka panjang..

Sejalan dengan tren suku bunga yang menurun, menurut Wawan, konstituen dari sektor perbankan lebih menarik. Dengan catatan dapat dipegang untuk jangka panjang dengan minimal satu tahun hingga tiga tahun.

Baca Juga: Kinerja lesu sejak awal tahun, saham penghuni IDX30 ini masih layak dikoleksi

Ia mencontohkan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) "BBNI memiliki kinerja keuangan yang paling baik dibanding anggota indeks lainnya," jelas dia.

Dalam laporan keuangan semester I-2019, BNI mencatatkan pertumbuhan laba 2,7% yoy menjadi Rp 7,63 triliun. Pendapatan bunga kotor bank ini tumbuh 9,4% yoy menjadi Rp 28,59 triliun. Sedangkan beban bunga melonjak hingga 26,2% yoy menjadi Rp 10,98 triliun. Secara rasio biaya dana atau cost of fund (CoF) terkerek naik 3,2% di kuartal II-2019, lebih tinggi dibanding empat tahun terakhir.  

Rasio kredit macet (NPK) BBNI pada Juni 2019 juga menurun. "NPL yang menurun dipandang positif," ujar Wawan.

Berdasarakan catatan Kontan, total kredit BNI per Juni 2019 tumbuh sangat deras, yakni sebesar 20% yoy dari Rp 457,8 triliun menjadi Rp 549,23 triliun. Praktis lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri yang hanya tumbuh 11% yoy per Mei 2019 lalu.

Baca Juga: Ini penyebab kinerja indeks IDX30 tak maksimal sejak awal tahun

Meski kredit melesat, non performing loan (NPL) gross BNI tercatat membaik dari 2,1% yoy menjadi 1,8%. Biaya kredit atau cost of credit juga menunjukkan perbaikan. Yakni menurun dari 1,7% menjadi 1,4%. Sementara coverage ratio terus meningkat dari 150,2% menjadi 156,5%.

Wawan menargetkan harga BBNI mencapai Rp 8.500 di akhir tahun ini, meski secara tahun berjalan harga saham bank berlogo 46 ini sudah turun 13,64%. Saat ini, saham BBNI berada di harga Rp 7.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×