Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks BUMN 20 mencatatkan kinerja yang tergolong apik. Indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham BUMN, BUMD dan afiliasinya ini melesat 7,78% year to date (ytd) sampai dengan Selasa (8/3). Peningkatan ini lebih tinggi dari kinerja indeks LQ45 dan IDX30 yang masing-masing naik 5,92% dan 6,83%.
Ada 11 dari 20 saham anggota indeks ini tercatat naik, didominasi saham-saham energi, telekomunikasi, dan perbankan. Lima saham dengan peningkatan tertinggi adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 28,41% ytd, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menguat 26,22%, PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 18,11%, PT Timah Tbk (TINS) terkerek 16,49%, dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) naik 14,36% ytd.
Disusul saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang naik 12,59% ytd, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menguat 10,91%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terkerek 7,78%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menanjak 7,47%, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) menguat 4,78%, dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) naik 2,00% ytd.
Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu menilai, kenaikan saham-saham energi terutama pertambangan batubara merupakan efek dari peningkatan harga global komoditas tersebut.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Lanjut Koreksi, Beberapa Saham Pilihan Ini Bisa Diamati
"Dengan tensi geopolitik Rusia-Ukraina yang masih tinggi, tren kenaikan ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga awal kuartal II-2022," ucap Dessy saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (8/3).
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M. M. menambahkan, berkat kenaikan harga jual global, pelaku pasar memprediksi laporan keungan kuartal I-2022 para emiten energi akan mencatat kinerja gemilang.
"Alhasil, cukup rasional untuk mempertahankan sektor energi dalam portofolio sehingga bisa saja porsi mereka di saham-saham energi saat ini lebih besar," kata Roger.
Terlebih lagi, emiten energi terutama yang menjadi komoditas Indonesia juga membukukan kinerja yang cukup melonjak sepanjang 2021 lalu. Dengan begitu, pelaku pasar juga memprediksi adanya peluang untuk memperoleh dividen jumbo dari keuntungan tahun buku 2021.
Selanjutnya, terkait dengan saham-saham perbankan, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan berpendapat, faktor utama yang memacu kenaikan harga sahamnya adalah adanya potensi pemulihan ekonomi.
"Mengingat, akselerasi pemulihan ekonomi dapat mendorong kebutuhan pendanaan perusahaan untuk memenuhi peningkatan demand sehingga kredit perbankan juga berpeluang tumbuh," tutur Valdy.
Menurut Valdy, pandangan di atas diperkuat dengan sejumlah indikator makro, seperti consumer confidence index dan pertumbuhan penjualan ritel yang dalam beberapa bulan terakhir berada dalam tren positif. Dari sisi suplai, indeks manufaktur Indonesia juga bertahan di atas 50 (batas ekspansi) pada Januari-Februari 2022 meski terdapat pengetatan pembatasan kegiatan masyarakat.
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menambahkan, saham-saham perbankan diminati investor karena menunjukkan kinerja keungan yang cukup bagus di tahun 2021. Pelaku pasar juga masih menganggap bahwa saham perbankan tergolong saham yang defensif sehingga bisa bertahan di tengah peningkatan risiko ketidakpastian.
Saham Pilihan
Yaki menilai, saham BBNI, TLKM, BBRI, dan BMRI masih menarik untuk dikoleksi karena mempunyai potensi dividen yang cukup bagus. Terutama BBRI yang akan mencapai cum date pembagian dividen tunai pada 10 Maret 2022.
BJBR juga dianggap menarik karena mencatatkan kinerja 2021 yang cukup bagus dan akan melaksanakan rights issue. Yaki merekomendasikan beli BBNI dengan target harga Rp 8.200, BBRI Rp. 5.050, BMRI Rp 8.100, dan BJBR Rp 1.455. Sementara untuk TLKM, ia merekomendasikan sell on strength di Rp 4.700 per saham.
Valdy pun melihat, saham-saham perbankan masih menarik dikoleksi seiring dengan potensi pemulihan ekonomi. Saham-saham perbankan, terutama yang masuk dalam indeks LQ45 masih dapat menjadi perhatian, terutama untuk jangka panjang.
Baca Juga: IHSG Hari Ini Turun ke 6.814,18, Begini Prediksi untuk Rabu (9/3)
Pasalnya, dalam jangka pendek, ada potensi fluktuasi yang disebabkan antisipasi kenaikan suku bunga acuan The Fed dan kenaikan giro wajib minimum di awal Maret 2022. Valdy menetapkan target harga untuk BMRI di Rp 7.900-Rp 8.000, BBRI Rp 4.890-Rp 4.970, dan BBNI Rp 8.100-Rp8.200.
Khusus BJBR dan BJTM, Valdy melihat secara historis, keduanya memang memiliki dividend payout ratio dan dividend yield yang besar. Dengan begitu, momen pembagian dividen dapat menjadi salah satu katalis positif untuk BJBR dan BJTM.
Untuk saham-saham komoditas energi, Dessy masih menyukai PTBA dan ANTM karena asumsi fundamental yang kuat. Dessy menetapkan target harga untuk PTBA di Rp 3.500 (sudah terlewati), sedangkan ANTM masih direkomendasikan beli dengan target harga Rp 3.230 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News