kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks Dolar Terus Naik, Begini Prediksi Rupiah


Kamis, 15 September 2022 / 13:22 WIB
Indeks Dolar Terus Naik, Begini Prediksi Rupiah
ILUSTRASI. Meski indeks dolar menguat, kurs rupiah justru menguat terhadap dolar AS.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang lain, termasuk rupiah pada Rabu (14/9). Kamis (15/9) siang, indeks dolar yang mencerminkan kurs dolar terhadap mata uang utama kembali menguat ke 109,84 dari posisi kemarin 109,66.

Meski indeks dolar menguat, kurs rupiah justru menguat terhadap dolar AS. Siang ini, kurs rupiah berada di Rp 14.895 per dolar AS, menguat 0,09% dari posisi kemarin Rp 14.908 per dolar AS.

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, dolar AS masih akan terus kuat dengan kebijakan suku bunga Federal Reserve yang paling agresif dari semua bank sentral utama.

Baca Juga: Dolar AS Menguat, Begini Nasib Yen

"Saya kira semua mata uang Asia akan ikut tertekan, tergantung pada seberapa besar kemampuan bank sentral mengintervensi," ujar Lukman kepada Kontan.co.id, kemarin.

Lukman mengatakan, ekonomi Amerika Serikat (AS) bisa dibilang sangat unik. AS dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi sehingga menunjukkan resesi secara teknis. Secara teori, kenaikan suku bunga seharusnya dilakukan ketika ada pertumbuhan ekonomi. 

Suku bunga tinggi dan terus naik inilah yang menjadi daya tarik AS, "Pelaku pasar, terutama spekulan tidak mau tahu kondisi ekonomi yang terjadi, mereka hanya mengincar yield yang lebih tinggi," tutur Lukman.

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat ke Rp 14.895 per Dolar AS, Kamis (15/9) Pagi

Menurut Lukman, safe haven utama masih dolar AS dan obligasi pemerintah AS. Selain kedua instrumen itu, mungkin hanya mata uang komoditas seperti dolar Kanada dan dolar Australia yang dapat bertahan dari pelemahan.

Lukman mengatakan sentimen yang mempengaruhi pergerakan mata uang tentunya berasal dari kebijakan suku bunga. Capital inflow atawa arus modal masuk juga berpotensi menguatkan mata uang tesebut.  Dia menyebut, rupiah secara fundamental sudah mulai tidak menarik dengan tingkat suku bunga BI sekarang.

"Kita bisa lihat suku bunga yang mulai tipis perbedaan dengan The Fed hampir membuat insentif tidak ada," ujar dia. 

Lukman memperkirakan dalam waktu dekat rupiah akan berada di level Rp 14.800 per dolar AS-Rp 15.100 per dolar AS. Di akhir tahun, rupiah bisa berada di kisaran Rp 15.300 per dolar AS-Rp 15.500 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×