Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks dolar menguat naik ke level 105 pasca rilis data non-farm payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) yang melebihi ekspektasi.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, efek kenaikan indeks dolar membuat sebagian besar mata uang utama melemah. Sebab, data NFP AS yang di atas ekspektasi menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS masih relatif ketat terutama dari sisi sektor jasanya.
Hal tersebut memicu terjadinya risk-off sentimen. "Terjadi peningkatan permintaan yang tinggi pada safe haven assets, dalam hal ini dolar AS (cash is the king)," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (10/6).
Jumat (7/6), data non-farm payrolls AS mencatat penambahan sebesar 272.000 pekerjaan. Sementara konsensus memperkirakan penambahannya hanya 185.000.
Baca Juga: Indeks Dolar Menguat, Begini Efeknya Ke Rupiah
Dolar AS terpantau menguat atas sejumlah mata uang utama. Berdasarkan Trading Economics, Senin (10/6) pukul 15.33 WIB Euro turun 0,37% dari hari sebelumnya ke 1,07603. Lalu pairing USDJPY menguat 0,18%, USDCHF menguat 0,07%, dan USDCAD juga menguat 0,06%.
Dengan kondisi ini, Josua menilai Euro dan Poundsterling yang masih berpeluang performanya membaik menuju akhir 2024. Hal ini karena kondisi ekonominya yang cenderung sudah bottomed out.
Dengan kata lain, kondisi ekonominya sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Selain itu, meski ruang pemotongan suku bunga lebih dulu terbuka pada kedua kawasan tersebut, namun data inflasi terkini menunjukkan bahwa kemungkinan, besar pemotongannya tidak sebesar dari ekspektasi awal sehingga mampu menjaga interest rate differential (yield spread) dengan AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News