Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Edy Can
JAKARTA. Krisis politik yang membekap sejumlah negara di Timur Tengah menjadi berkah bagi saham-saham berbasis energi. Saham sektor pertambangan, kemarin menguat hingga 1,71% dan menjadi mesin utama pendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks, Rabu (23/2), ditutup naik 0,67% menjadi 3.474,12.
Para analis menyebut, situasi panas di Timur Tengah membawa dua dampak. Pertama, pelaku pasar mengurangi aset berisiko di portofolionya. Kedua, saham sektor energi seperti minyak dan batubara kembali diburu.
Saham sektor batubara termasuk yang terangkat saat ini. "Valuasinya jadi murah karena harga komoditas kembali meningkat," ujar Kiswoyo Adi Joe, Analis Askap Futures.
Kiswoyo memperkirakan indeks akan melanjutkan penguatan di hari ini dan bergerak di kisaran 3.400-3.550. Proyeksi Purwoko Sartono Analis Panin Sekuritas, IHSG cenderung bergerak konsolidasi di rentang 3.454-3.500.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) ikut menguat di pasar spot. Kurs dollar AS turun 0,27% menjadi Rp 8.855. Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menunjuk penguatan IHSG sebagai penyebab rupiah terangkat. Ekspektasi pasar terhadap kenaikan BI rate di awal Maret 2011 ikut menopang rupiah.
Kurs USD/IDR juga melandai karena menguatnya kurs poundsterling dan euro terhadap dollar AS. "Dua negara tersebut disebut-sebut akan menaikkan bunga," ujar Zulfirman. Dia memperkirakan tren penguatan rupiah akan berlanjut hari ini, dan kurs dollar AS akan bergerak di rentang
Rp 8.850-Rp 8.860.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News