kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indeks acuan merosot 30%, ETF bisa menjadi pilihan investor


Kamis, 23 April 2020 / 20:00 WIB
Indeks acuan merosot 30%, ETF bisa menjadi pilihan investor
ILUSTRASI. Produk ETF bisa menjadi alternatif pilihan investasi investor di tengah volatilitas pasar keuangan yang tinggi saat ini.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk exchange traded fund (ETF) dinilai bisa menjadi alternatif pilihan investasi investor di tengah volatilitas pasar keuangan yang tinggi saat ini. Dapat dibeli dan dijual dengan harga saat itu juga atau T+0 dinilai Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Yulius Manto sebagai daya tarik produk ETF.

Adapun prospek ETF ke depan, umumnya sangat bergantung pada sentimen yang berkaitan dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi. Namun, Yulius menjelaskan, dengan perkembangan yang ada, prospek ETF ke depan justru erat kaitannya dengan penyebaran Covid-19.

"Penemuan obat serta vaksin untuk Covid-19 yang paling ditunggu pasar," kata Yulius kepada Kontan.co.id, Kamis (23/4).

Baca Juga: Kurang efisien, transaksi ETF di pasar sekunder tak begitu aktif

Untuk prospek ETF di pasar sekunder, Yulius menilai sampai saat ini masih cukup menantang, ini karena kondisi likuiditas yang masih terbatas. Ke depan BPAM berharap likuiditas di pasar bisa semakin baik dengan bertambahnya market maker baru. Dengan begitu, selisih antara bid dan offer diharapkan bisa semakin mengecil.

Asal tahu saja, saat ini BPAM memiliki tiga produk ETF yang ketiganya memiliki underlying saham. Beberapa jenis ETF tersebut yakni Batavia Smart Liquid ETF (XBLQ) dengan pengelolaan lebih fokus ke indeks LQ45.

Selain itu, ada Batavia SRI-KEHATI ETF (XBSK) yang fokus ke indeks SRI KEHATI. Sedangkan produk ETF terakhir yakni Batavia IDX30 ETF (XBID) yang fokus ke Indeks IDX30.

"Melihat koreksi indeks LQ45, SRI KEHATI dan IDX30, tentunya sudah cukup menarik buat investor mengoleksi ETS tersebut, terutama investor yang mempunyai horison investasi relatif panjang," ujar Yulius.

Baca Juga: IHSG negatif, seluruh reksadana justru berhasil cetak kinerja positif

Dia menjelaskan, bahwa ketiga indeks yang menjadi acuan ETF milik BPAM tersebut sudah terkoreksi lebih dari 30%. "Walaupun potensi penurunan masih ada, namun potensi gain cukup menarik, khususnya jika ada pengumuman bahwa obat Covid-19 sudah ditemukan," tambahnya.

Jika solusi Covid-19 berhasil ditemukan, prospek ETF diprediksi akan semakin menarik seiring dengan kemungkinan bahwa pasar saham akan kembali rally. Proyeksi tersebut juga akan ditopang dengan pertumbuhan likuiditas yang tinggi, disertai tren suku bunga rendah.

"Hingga Maret 2020, total dana kelolaan ETF BPAM berada di kisaran Rp 900 miliar, sedikit menurun dibandingkan capaian akhir 2019, karena market movement," ujarnya.

Baca Juga: IHSG menghijau di pekan lalu, return reksadana cetak kenaikan

Untuk akhir tahun, Yulius memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal ditutup pada kisaran 5.000 hingga 5.300. Prediksi tersebut, sudah memperhitungkan asumsi EPS turun 17%-23%. Proyeksi tersebut sudah dipangkas dari perkiraan awal tahun di mana IHSG sempat ditargetkan naik 7%-9% dari level penutupan 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×