Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tetap optimistis mampu mencapai target produksi hingga akhir tahun 2020. Direktur Keuangan PT Vale Indonesia Tbk Bernardus Irmanto mengatakan tren penjualan terbilang baik selama kuartal ketiga tahun meski di tengah pandemi Covid-19.
Bahkan Bernardus memprediksi, total volume produksi nikel bisa mencapai 73.000 ton pada 2020 atau 2,78% lebih tinggi ketimbang produksi nikel pada 2019 yang sebesar 71.025 ton.
Padahal, sebelumnya INCO memasang target volume produksi dan penjualan nikel dalam matte sebesar 71.000 ton.
Hal ini lantaran emiten nikel yang 20% sahamnya baru diakuisisi oleh MIND ID itu telah memundurkan proyek pembangunan ulang tungku atau furnance 4 rebuild ke Kuartal II-2021. "Kami yakin target produksi akan tercapai dengan keputusan menunda rebuild furnace 4," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (13/10).
Baca Juga: Gandeng perusahaan China dan Korea, konsorsium MIND ID akan bangun dua pabrik baterai
Selain itu, penjualan nikel INCO tetap terjaga meski pandemi Covid-19 menekan pasar dan harga komoditas, hal ini lantaran perusahaan memproduksi nikel olahan dalam matte.
INCO juga memiliki perjanjian jangka panjang atau long-term off take agreement untuk menyerap produk tersebut di pasar Jepang.
Dalam jangka panjang, emiten ini juga melanjutkan proyek strategis yang terletak di Pomalaa dan Bahodopi. "Ada dua proyek pengembangan, yaitu di Bahodopi dan Pomalaa dengan menggandeng partner untuk membangun smelters di dua lokasi tersebut," tambahnya.
Dalam catatan Kontan.co.id, untuk proyek smelter di Pomalaa, INCO sedang dalam tahap penyelesaian final investment decision (FID). Sementara untuk smelter di Bahodopi masih dalam tahap perizinan, proyek ini berjalan lebih lambat dibanding Pomalaa akibat adanya pandemi.
Selanjutnya: Selesaikan divestasi, begini prospek Vale Indonesia (INCO) menurut Maybank Kim Eng
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News