Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) tengah berusaha memperbaiki kinerjanya. Sepanjang 2014, INAF membukukan pendapatan Rp 1,39 triliun. Angka tersebut tumbuh 4,5% dari Rp 1,33 triliun di 2013 lalu.
Penjualan obat menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan INAF. Pendapatan tersebut diperoleh dari penjualan rutin ke rumah sakit, apotek, tender, e-katalog, dan non e-katalog.
Walaupun pendapatannya hanya naik tipis, INAF sudah mulai bisa meraih keuntungan. "Kemarin kita menutup rugi dahulu. Banyak perbaikan internal. Tahun 2013 memang minus, tahun 2014 bisa break even tambah sedikit. Laba meski tipis," ungkap Yasser Arafat, Sekretaris Perusahaan INAF, kepada KONTAN, Senin, (5/1).
Sebelumnya, INAF tampak mencatatkan rapor merah. Pada akhir 2013, INAF merugi Rp 54,22 miliar. Lalu INAF kembali merugi Rp 38,28 miliar di kuartal pertama 2014. Pada kuartal kedua tahun lalu, INAF masih merugi Rp 50,9 miliar. Dan di kuartal ketiga, ruginya menurun jadi Rp 35,67 miliar.
Yasser menyebut, kini INAF semakin percaya diri terhadap kinerjanya. Tahun depan, INAF semakin yakin mampu membukukan pendapatan Rp 1,7 triliun atau tumbuh 20% dibanding 2014. Sehingga laba yang dikantungi mampu mencapai Rp 40 miliar.
Ia menyadari, depresiasi Rupiah dan kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) tentunya dapat menekan beban. Meski begitu, INAF akan terus mengupayakan efisiensi. Tahun lalu, INAF memangkas jumlah manajer dari 38 menjadi 18 orang. Kemudian, direktur dari perusahaan anak pun dikurangi dari 3 menjadi seorang.
Tak hanya berusaha memperbaiki raihan keuntungan, INAF juga ingin menebalkan posisi kasnya. Pada kuartal ketiga 2014, kas dan setara kas INAF tercatat Rp 11,55 miliar. Sedangkan di akhir 2013, kas dan setara kas INAF Rp 121,43 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News