kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Impor India kerek harga minyak sawit


Senin, 15 Agustus 2011 / 07:30 WIB
Impor India kerek harga minyak sawit
ILUSTRASI. Maman lanang (Cleome rutidosperma) adalah tumbuhan gulma yang termasuk dalam salah satu anggota famili cleomaceae. Tumbuhan ini secara lokal dikenal dengan nama maman lanang, maman ungu atau maman lelaki.


Reporter: Sandy Baskoro, Revi Yohana Simanjuntak | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Reli harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diprediksi akan berlanjut selama pekan ini. Ekspektasi itu antara lain didukung proyeksi kenaikan permintaan CPO dari India.

Sejumlah dealer memperkirakan harga CPO di Bursa Berjangka Malaysia (MDEX) akan terkerek kenaikan ekspor Malaysia pada paruh kedua bulan ini. "Harga CPO untuk kontrak Oktober selama pekan ini mungkin di kisaran RM 3.050 hingga RM 3.150 per ton," ucap seorang dealer komoditas yang dikutip Bloomberg, Sabtu (13/8) lalu.

Harga CPO menanjak selama empat hari berturut-turut dan ditutup US$ 1.004,33 per ton, Jumat (12/8) pekan lalu. Apabila dihitung dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini melemah 0,75%. Mengacu data akhir pekan lalu, volume transaksi mingguan CPO di Bursa Berjangka Malaysia meningkat 29,65% menjadi 151.415 lot.

Di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI), kontrak harian CPO pada Jumat lalu juga naik 0,35% menjadi Rp 8.645 per kilogram.

Kenaikan harga CPO belakangan ini dipicu meningkatnya permintaan, khususnya dari India, yang merupakan importir terbesar minyak sawit mentah di dunia.

Sejumlah analis yang menjadi responden Bloomberg memperkirakan, impor CPO India kemungkinan akan menembus rekornya, yakni tumbuh setinggi 10% menjadi 7 juta ton pada tahun ini yang berakhir 31 Oktober 2011. Daya beli masyarakat di negara itu terus menanjak dan mengerek permintaan atas produk makanan olahan.

"Apabila hasil panen komoditas lokal terbentur kendala, India akan lebih banyak membutuhkan impor CPO. Hal ini menyebabkan harga meningkat," tutur Donny Khor, senior vice president for futures and options OSK Investment Bank Bhd. di Kuala Lumpur.

Harga terus naik

Lahan tertanam untuk komoditas kacang di India diprediksi menurun 10% menjadi 4,53 juta hektare (ha) dari 4,98 juta ha di tahun lalu. GG Patel & Nikhil Research Co. menduga, para petani beralih menanam kapas setelah harga serat menyentuh rekor.

B.V. Mehta, Direktur Eksekutif Solvent Extractors’ Association of India, menyatakan, kondisi tersebut bakal mendongkrak impor CPO lantaran kacang lebih banyak menghasilkan minyak ketimbang kedelai.

Permintaan CPO di negara emerging market terus menguat. Di sisi lain, komoditas ini semakin populer di negara maju. Apalagi, pasokan minyak nabati lainnya, seperti kacang dan kedelai, cenderung terbatas hingga menjaga harga pasar tetap tinggi.

Persediaan minyak sawit mentah di Malaysia, misalnya, pada bulan Juli menurun menjadi 2 juta ton dari bulan sebelumnya 2,05 juta ton. Jumlah stok tersebut lebih rendah dari estimasi sejumlah analis yang memprediksi sebanyak 2,07 juta ton.

Di periode yang sama, produksi CPO Malaysia, menurun 0,1% menjadi 1,75 juta ton, sementara ekspor menyentuh rekor dengan pertumbuhan 9,1% menjadi 1,73 ton ton.

Suluh Adil Wicaksono, analis Asia Kapitalindo Futures berpendapat, tren harga CPO dalam jangka panjang masih tetap terjaga dan tidak akan mengalami penurunan secara signifikan. Permintaan CPO di dunia akan terus mengalir, terutama dari India dan China, serta masih menjadi sumber utama produksi makanan di wilayah Asia. Suluh memprediksi, harga CPO akan bertahan di kisaran RM 3.000 - RM 3.100 per ton.

Ibrahim, analis senior Harvest International Futures sebelumnya memperkirakan harga CPO hingga akhir September di level RM 3.150 per ton. "Permintaan CPO akan meningkat terutama selama bulan puasa," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×