Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Di tengah perlambatan ekonomi, kebutuhan perak negeri China masih cukup tinggi. Per Juli 2015, impor perak China mencapai 337,66 juta ton atau naik 63% jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Meski demikian, kenaikan impor perak negeri tirai bambu ini belum mampu membawa angin segar pada pergerakan harga perak. Mengutip Bloomberg, Jumat (21/8) pukul 18.00 WIB, harga perak kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa Commodity Exchange turun 0,65% ke level US$ 15,46 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Namun, dalam sepekan harga perak naik 1,3%.
Ibrahim, Analis dan Direktur PT Komoditi Ekuilibrium Berjangka menjelaskan, adanya permasalahan ekonomi global justru berimbas pada meningkatnya permintaan perak. Pasalnya, pelonggaran kuantitatif secara global dimanfaatkan investor untuk pindah ke safe haven, yakni emas dan perak.
Di sisi lain, data Caixin Flash Manufacturing PMI China per Juli 2015 turun ke angka 47,1 dibanding saat sebelumnya sebesar 47,8. Hal ini mengindikasikan ekonomi di China belum menunjukkan perbaikan. "Pelonggaran kuantitatif Chian ternyata hanya isu," ujar Ibrahim.
Ibrahim memperkirakan harga perak dapat menguat dalam jangka menengah namun berpotensi ambruk di akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News