kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,21   3,88   0.43%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor China angkat harga batubara


Selasa, 13 Desember 2016 / 21:34 WIB
Impor China angkat harga batubara


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga batubara kembali menembus level US$ 80 per metrik ton setelah data impor batubara China menunjukkan kenaikan. Peluang kenaikan permintaan batubara di Asia hingga tahun 2021 diharapkan menjaga harga batubara dari kejatuhan.

Mengutip Bloomberg, Senin (12/12), harga batubara kontrak pengiriman Januari 2017 di ICE Futures Exchange menguat 2,2% ke level US$ 81,5 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir harga batubara masih tergerus 0,8%.

Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, harga batubara kembali ke atas US$ 80 per metrik ton setelah impor batubara China menunjukkan kenaikan di bulan November. Data bea cukai China pekan lalu merilis impor batubara bulan November di angka 26,97 juta ton atau naik dua kali lipat dari November 2015 sebesar 12,45 juta ton. Angka impor batubara China pada bulan lalu juga merupakan yang tertinggi sejak Desember 2014.

"Harga gas alam yang cukup tinggi juga bisa mengalihkan penggunaan bahan bakar pembangkit listrik ke batubara," kata Deddy. Proyeksinya, batubara masih akan bergerak positif hingga kuartal I-2017. Proyeksi dia, sampai kuartal I-2017 harga batubara bisa menguat di kisaran US$ 95-US$ 100 per metrik ton.

Tetapi dalam jangka panjang, batubara memang masih akan menghadapi banyak tantangan. Tahun depan China secara bertahan akan mengurangi impor batubara seiring dengan meningkatnya produksi di dalam negeri.

Sementara International Energy Agency (IEA) memperkirakan, permintaan batubara global akan stagnan hingga tahun 2021. Penurunan permintaan yang cukup tajam di Eropa dan Amerika Utara akan diimbangi oleh besarnya kebutuhan di Asia. Konsumsi batubara global turun pertama kali dalam abad ini di tahun 2015 yakni sebesar 2,7%. Sedangkan produksi global tergerus dalam dua tahun berturut-turut

Adanya teknologi yang lebih bersih serta kebijakan iklim ketat membuat permintaan di Eropa dan Amerika Serikat (AS) terus berkurang. Di bawah pemerintahan Donald Trump, IEA memprediksi permintaan batubara AS akan turun 100 juta ton menjadi 458 juta ton hingga tahun 2021. Tetapi penggunaan batubara akan bergeser ke wilayah timur terutama di India, Vietnam dan Indonesia.

Menurut proyeksi IEA, permintaan di China akan turun pada tahun 2018 yang diikuti oleh sedikit pemulihan. Namun, permintaan di tahun 2021 tetap lebih rendah dari tahun 2013. "Kebutuhan di Asia yang masih tinggi dapat menahan kejatuhan harga batubara," ujar Deddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×