Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street rontok pada perdagangan Selasa (24/4) akibat kekhawatiran biaya dana yang lebih tinggi seiring kenaikan imbal hasil surat utang Amerika Serikat (AS). Imbal hasil US treasury bertenor 10 tahun ditutup pada angka 3% pada perdagangan tadi malam.
Ini adalah level tertinggi imbal hasil US treasury dalam empat tahun terakhir. Pekan lalu, para spekulan menaikkan taruhan atas penurunan harga US treasury. Data Commodity Futures Trading Commission menunjukkan para spekulan bertaruh bahwa harga US treasury akan turun dan imbal hasil akan mencapai level tertinggi dalam 13 bulan terakhir.
US treasury bertenor 10 tahun menjadi acuan banyak obligasi dan pinjaman mulai dari pinjaman perbankan bagi korporasi, obligasi korporasi hingga KPR.
Aksi jual di pasar obligasi sejak pekan lalu dipicu oleh kekhawatiran inflasi akibat kenaikan harga minyak serta pasokan surat utang pemerintah AS yang makin tinggi. Aksi taruhan para spekulan turun memanas-manasi imbal hasil surat utang acuan ini.
"Kenaikan imbal hasil menyebabkan biaya pendanaan lebih mahal bagi korporasi. Rally pasar dalam sembilan tahun terakhir ini dipicu oleh suku bunga yang murah, kebijakan moneter yang mengakomodasi pertumbuhan dan ekses likuiditas," kata Oliver Pursche, chief market strategist Bruderman Asset Management kepada Reuters.
Data indeks keyakinan konsumen dan penjualan rumah baru di AS menguat di bulan April. Data terbaru ini menambah keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi akan makin meningkat di kuartal kedua.
Selasa (24/4), pemerintah AS menjual US$ 32 miliar surat utang jangka pendek bertenor dua tahun dengan imbal hasil 2,5%, level tertinggi sejak Juli 2008. Hari ini, pemerintah AS akan melelang US$ 35 miliar surat utang bertenor 5 tahun dan US$ 29 miliar US treasury bertenor 7 tahun besok.
Kenaikan imbal hasil US tresury juga mendorong pengelola dana alias fund manager untuk memindahkan portofolio ke efek surat utang lebih banyak daripada saham. Alhasil, pasar saham AS makin menurun.
Semalam, Dow Jones Industrial Average merosot hingga 424,56 poin atau 1,74% ke level 24.024,13. Indeks S&P 500 turun 35,73 poin atau 1,34% ke 2.634,56. Nasdaq Composite tergerus 121,25 poin atau 1,7% ke 7.007,35.
Indeks Dow Jones turun dalam lima hari perdagangan berturut-turut. Dow Jones dan S&P 500 mencatat penurunan terbesar dalam dua setengah pekan.
Meski imbal hasil naik, harga emas pun ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Harga emas untuk pengiriman Juni 2018 di Commodity Exchange naik 0,68% ke level US$ 1.333 per ons troi dari penutupan harga Senin pekan ini di US$ 1.324 per ons troi.
Sementara itu, indeks dollar yang mencerminkan nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama dunia terkoreksi tipis ke 90,77 dari penutupan perdagangan Senin pada 90,95.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News