Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja atau imbal hasil obligasi syariah lebih tinggi dari obligasi konvensional. Meski begitu, imbal hasil obligasi syariah berpotensi menurun seiring tren kenaikan suku bunga acuan.
Mengutip Penilai Harga Efek Indonesia, Kamis (31/3), Indonesia Sukuk Index Composite (ISIXC) yang menggambarkan imbal hasil obligasi pemerintah dan obligasi korporasi syariah naik 0,68% secara year to date (ytd).
Sementara, imbal hasil obligasi konvensional yang tergambar dalam Indonesia Coposite Bond Index (ICBI) tercatat turun 0,08% ytd.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruota mengatakan kupon atawa yield yang ditawarkan obligasi syariah biasanya lebih tinggi dari obligasi konvensional. Itu sebabnya, imbal hasil obligasi syariah bisa lebih unggul.
Baca Juga: Kupon Penerbitan Obligasi Korporasi Tenor Pendek Masih Lebih Rendah dari Tahun Lalu
Selain itu, dari segi volume perdagangan dan penerbitan obligasi syariah lebih rendah dari obligasi konvensioanl. Akibatnya, pasar obligasi konvensional yang lebih likuid akan lebih cepat merespon perkembangan pasar.
"Sentimen tren kenaikan suku bunga dan gepolitik Rusia-Ukraina lebih cepat direspon negatif oleh pasar obligasi konvensional dibanding obligasi syariah," kata Ramdhan, Rabu (31/3).
Namun, ke depan, tetap saja kinerja obligasi syariah bisa terkoreksi di tengah sentimen negatif yang menahan kinerja obligasi konvensional.
Ramdhan memproyeksikan rentang yield obligasi tenor 10 tahun di akhir tahun ini di 6,5%-6,9%.
Sementara, investor dalam negeri yang cenderung lebih banyak memburu obligasi syariah tidak terpengaruh aksi jual atau belinya jelang momentum Ramadan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News