kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ikuti kiat investor kawakan menyikapi gejolak bursa saham


Sabtu, 28 April 2018 / 11:27 WIB
Ikuti kiat investor kawakan menyikapi gejolak bursa saham
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Avanty Nurdiana, Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar saham geger sepekan terakhir. Setelah cukup lama bisa bertahan di atas 6.000, pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat jatuh hingga mencapai 5.909,20. Pada Jumat (27/4), IHSG ditutup sedikit menguat ke 5.919,24.

Tapi para investor kakap menyikapi pelemahan di pasar saham ini dengan santai. Bagi para investor kakap di bursa saham, penurunan harga justru jadi kesempatan untuk berburu saham. "Sebagai investor, momen sekarang bisa dimanfaatkan untuk belanja saham," kata Irwan Ariston Napitupulu, seorang investor kawakan, kepada KONTAN, kemarin.

Lo Kheng Hong, seorang investor nilai tenar, juga menyebut hal serupa. "Penurunan yang terjadi belakangan ini justru harus dilihat sebagai peluang emas," kata dia.

Tekanan di pasar saham belakangan ini membuat harga banyak saham turun di bawah nilai wajar. Soeratman Doerachman, investor saham yang kerap disapa Eyang Ratman, investor bisa membeli saham di harga murah saat pasar bearish.

Jadi, ketika indeks saham turun belakangan ini, para investor kawakan mengaku justru rajin memilih-milih saham. Dengar saja penuturan investor saham Sukarto Buyung. Pria yang juga merupakan pemilik sekaligus Direktur Utama PT Buyung Poetra Sembada Tbk ini berkisah tetap melakukan aksi beli saham meski bursa meradang.

Ia mengaku tidak khawatir melihat penurunan dalam IHSG. "Karena saya long term, jadi enggak peduli indeks turun," tukas dia.

Meski begitu, para investor tidak sembarang dan jorjoran membeli saham. "Selama harganya wajar, murah, saya akan masuk sedikit-sedikit," ujar Sukarto berbagi strategi.

Lo menyarankan investor juga melihat kinerja emiten lima tahun terakhir. Lihat juga tata kelola, bidang usaha, pertumbuhan kinerja dan valuasi saham, yang bisa dihitung memakai PER atau PBV.

Sementara trader punya strategi beda. Hendra Martono, trader yang top disapa Hok1, memilih menaruh dana di kas saat ini. "Yang masih saya pegang INKP dan TKIM," kata dia. Selain itu, ia juga melakukan buy jangka pendek pada saham yang dirasa sudah turun dan punya potensi menguat.

Jadi, tak perlu panik!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×