kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ikut terkoreksi, prospek kinerja reksadana pendapatan tetap masih menarik


Senin, 30 Maret 2020 / 20:33 WIB
Ikut terkoreksi, prospek kinerja reksadana pendapatan tetap masih menarik
ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana pendapatan tetap. KONTAN/Muradi/2015/03/09


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek negatif pandemi corona juga menekan kinerja reksadana pendapatan tetap yang memiliki aset di pasar obligasi. Namun, analis menilai pasar obligasi bisa cepat pulih bila pandemi corona bisa teratasi. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara menurun Rp 117 triliun dari akhir Februari menjadi Rp 931,63 triliun di Jumat (27/3). 

Baca Juga: Wow, sudah ada 53 produk reksadana anyar yang diterbitkan sepanjang 2020

Derasnya aliran dana yang keluar dari pasar obligasi dalam negeri juga mempengaruhi harga Surat Utang Negara (SUN) terkoreksi. Hal ini terlihat dari yield SUN tenor acuan 10 tahun yang cenderung naik hingga sentuh rekor tertinggi ke level 8,3% pada Selasa (24/3). Namun, Senin (30/3) yield bergerak turun ke level 7,8%. 

Pasar obligasi yang ikut terkoreksi juga akhirnya membuat kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index dalam satu bulan terakhir per Jumat (27/3) terkoreksi 4,3%. 

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan pandemi corona membuat investor asing keluar dari pasar obligasi. Imbasnya, nilai tukar rupiah juga sempat melemah ke Rp 16.500 per dollar AS dan kinerja reksadana berbasis SUN ikut terkoreksi. 

Namun, Reza menilai prospek kinerja di reksadana pendapatan tetap masih cukup menjanjikan saat kondisi pasar keuangan sedang serba tidak pasti. Optimisme Reza muncul karena melihat tingkat yield SUN Indonesia cukup tinggi dibandingkan negara emerging market yang memiliki rating investment grade. 

"Kami melihat dari akhir bulan ini hingga akhir tahun ada potensi imbal hasil lebih dari 10% di pasar obligasi, terutama jika pandemi corona berakhir dan rupiah menguat," kata Reza, Jumat (27/3). 




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×