Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pamor PT Bukalapak.com Tbk kembali terbuka. Apalagi kini, perusahaan ini akan mengakuisisi PT Allo Bank Tbk (BBHI), salah satu bank digital dengan kapitalisasi terbesar.
Berdasarkan prospektus, Allo Bank mulai 3 Januari 2021, Bukalapak akan ikut bagian dalam aksi penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue BBHI. Dari aksi korporasi ini, emiten berkode saham BUKA ini akan membeli 11,49% saham setara dengan 2,5 miliar saham BBHI.
Dimana harga pelaksanaan rights issue BBHI Rp 478 per saham. Jauh dari harga terakhir saham BBHI pada Selasa (5/1) di Rp 8.800 per saham yang berarti 1,7x P/BV dari saham rights issue.
Menurut Analis CGS CIMB, Patricia Gabriela, Ini sedikit lebih rendah dari penilaian PBV di 2x akuisisi bank digital terbaru yang dilakukan PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) atas saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) pada November 2020.
Baca Juga: Bukalapak, Salim Group to Buy into Indonesia's Allo Bank Rights Issue
Aksi beli BUKA juga lebih rendah dari apa yang dilakukan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atas saham Bank Fama pada November 2021.
BBHI adalah bank kecil dengan BUKU-II dimana total ekuitas Rp 1,3 triliun per November 2021. Dimana 90% saham BBHI dimiliki oleh Mega Corpora, yang merupakan subholding sektor keuangan CT Corpora milik konglomerat Chairul Tanjung.
Yang pasti, Patricia dan Marcella Regina memperkirakan jika rights issue BBHI akan meningkatkan ekuitas sebesar Rp 4,8 triliun menjadi Rp 6,1 triliun. Rights issue BBHI akan menjadikannya salah satu dari bank digital dengan kapitalisasi terbesar di Indonesia, setelah PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) keduanya dengan Rp 8,2 triliun.
Sejatinya selain Bukalapak, BBHI juga dimiliki oleh Salim Group, Grab, Traveloka, dan CT Group. Menariknya, Salim Group melalui PT Indolife Investama Perkasa juga akan ikut bagian dari rights issue BBHI. Sehingga pasca rights issue maka Salim akan memiliki 6% saham post rights issue. Sementara itu, Grab melalui H Holding, akan memiliki 2,07% saham BBHI pasca rights issue.
Abadi Investments, yang dikenal sebagai Traveloka, akan memiliki 7%. BUKA belum merilis rincian akuisisi ini. "Dalam pandangan kami, investasi ini akan memperkuat kemitraannya dengan empat raksasa – CT Group, Salim Group, Grab dan Traveloka, yang dapat mendukung pertumbuhan jangka panjangnya," kata Patricia dalam riset 3 Januari 2022.
Baca Juga: Rights Issue Allo Bank (BBHI), Bukalapak dan Grup Salim Ikut Masuk
Bukalapak juga bisa memanfaatkan ekosistem Trans (Grup CT) dan Grup Salim. Karena itu, Patricia memberi rekomendasi saham BUKA adalah ADD dengan target harga Rp 900.
Berdasarkan harga/GMV disesuaikan dengan pertumbuhan 0,014x di 2022F, dipatok dengan diskon 50% ke terdekat rekan, Sea Ltd. Target harga kami menyiratkan 0,5x pada tahun 2022 P/GMV.
"Kami yakin pengunduran diri direktur utama (atau CEO) BUKA baru-baru ini seharusnya tidak berdampak negatif terhadap kinerja bisnis dan strategi jangka panjangnya seperti yang lainnya direksi tetap pada posisinya," terang Patricia dalam riset.
COO Willix Halim ditunjuk sebagai pemeran BUKA. CEO hingga RUPSLB perusahaan (garis waktu indikatif: Feb 2022) untuk mengubah komposisi dewan direksinya.
Pertumbuhan nilai pemrosesan total (TPV) yang lebih tinggi dan tingkat pengambilan merupakan penilaian ulang yang potensial katalis. "Risiko penurunan utama pada panggilan Add kami adalah persaingan yang lebih ketat, terutama untuk bisnis mitranya," ujar Patricia.
CGS CIMB menghitung sepanjang tahun 2021 pendapatan dan laba bersih BUKA masing-masing sebesar Rp 1,97 triliun dengan rugi bersih Rp 1,36 triliun. Sementara itu pada tahun 2022, BUKA diperkirakan bisa mengantongi pendapatan Rp 2,96 triliun dengan laba bersih Rp 1,07 triliun.
Pada Selasa (5/1), harga saham BUKA ditutup menguat 17,29% di Rp 500 per saham.
Baca Juga: Bukalapak dan Grup Salim Masuk Jadi Investor Allo Bank (BBHI)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News