Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan aksi jual investor. Namun, pelemahan IHSG bisa dimanfaatkan untuk buy on weakness pada saham-saham big caps.
IHSG menutup perdagangan Jumat (14/10) dengan turun 0,96% ke 6.814,53. Dalam sepekan, IHSG sudah merosor 3,02% dari perdagangan Jumat (7/10) yang berada di di level 7.026,78.
Direktur Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menyebut, dalam jangka pendek IHSG masih akan menghadapi tekanan kenaikan suku bunga, pelemahan rupiah dan foreign capital outflow.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, dalam periode 10–14 Oktober, tercatat investor asing melakukan aksi jual senilai Rp 19,13 triliun dengan beli sebesar Rp 17,91 triliun. Alhasil, asing membukukan net sell senilai Rp 1,22 triliun.
"Namun, kondisi ini hanya sementara dan IHSG akan kembali melanjutkan penguatan di November sampai Desember mendatang," ucap Daniel kepada Kontan belum lama ini.
Baca Juga: Sebelum Window Dressing, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik
Sepanjang tahun berjalan hingga Jumat (14/10), indeks IDX sektor Teknologi terpantau melorot paling dalam sebesar 28%. Di susul, IDX Sektor Properti & Real Estat sebesar 12,02%.
Sektor lain yang juga masih tertekan ada IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer yang anjlok 6,55% dan IDX Sektor Keuangan yang sudah turun 6,28% secara year to date.
Daniel memproyeksikan, saham sektor teknologi dan properti masih akan mengalami tekanan hingga akhir tahun, seiringan dengan potensi tren kenaikan suku bunga. Di sisi lain, saham sektor keuangan dan saham sektor konsumer dapat berpotensi rebound.
"Koreksi yang terjadi saat ini dapat investor gunakan untuk melakukan akumulasi saham-saham penggerak indeks. Mulai minggu depan selama Oktober ini," ujar dia.
Dari saham sektor keuangan, Daniel merekomendasikan buy on weakness saham BBRI di Rp 4.300–Rp 4.400 dengan target harga Rp 4.800. Kemudian buy on weakness saham BBCA di level Rp 7.600–Rp 8.000 dengan target Rp 9.200 per saham.
Di saham sektor konsumer, dia merekomendasikan buy on weakness saham UNVR di rentang Rp 4.650–Rp 4.700 dengan target Rp 6.000. Dari infrastruktur, buy saham TLKM di area Rp 4.200–Rp 4.300 dengan target Rp 5.000 dan buy on weakness EXCL di kisaran Rp 2.350–Rp 2.450 dengan target harga Rp 2.800.
Baca Juga: Begini Prospek Saham Konsumer di Tengah Melonjaknya Tingkat Inflasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News