kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

IHSG Tertekan Gejolak Moneter


Rabu, 19 Juni 2024 / 21:17 WIB
IHSG Tertekan Gejolak Moneter
ILUSTRASI. IHSG sempat rebound tetapi ditutup melemah 0,12% atau 7,91 poin ke angka 6.726,92 pada perdagangan Rabu (19/6)


Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat rebound pasca-libur panjang tetapi ditutup melemah 0,12% atau 7,91 poin ke 6.726,92 pada perdagangan Rabu (19/6). IHSG diproyeksikan masih akan bergerak dalam tren pelemahan dengan support di angka 6.700 dan resistance di level 6.800 pada Kamis (20/6).

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta memproyeksikan, IHSG akan bergerak dalam support 6.645–6.699 dan resistance 6.775-6.798 pada Kamis (20/6). Dia melihat, pergerakan IHSG akan ditentukan oleh hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menyebut, IHSG ditopang dari rebound TLKM sehingga mendongkrak sektor infrastruktur sebesar 0,84% dan kenaikan DSSA yang mendorong sektor energi dengan kenaikan 0,8%.

Sedangkan, pemberat laju IHSG berasal dari sektor cyclical dengan penurunan saham BMTR dan MAPI masing-masing sebesar 8,18% dan 7,14% serta sektor transportasi ditandai penurunan saham ASSA sebesar 5,8%.

Baca Juga: Rupiah Menggantung di Atas Level Rp 16.300, Ini Emiten yang Tertekan dan Untung

Dia memperkirakan, IHSG akan bergerak terbatas dalam rentang level support 6.670 dan resistance 6.830 pada Kamis (20/6). Menurut dia, sentimen perdagangan berikutnya akan dibayangi perilisan surplus data neraca dagang Mei 2024 sebesar US$ 2,93 miliar yang berada di atas konsensus. Selain itu, berlanjutnya pertumbuhan ekspor di tengah kenaikan harga komoditas dan permintaan global menjadi sentimen positif bagi pasar dan emiten terkait.

“Adanya pembagian dividen emiten akan menjadi pemanis untuk investor saat ini,” kata Oktavianus kepada Kontan.co.id, Rabu (19/6).

Dia melihat, Investor dapat merealokasi aset ke dalam saham yang berkategori defensif dan atau melakukan averaging down pada saham big caps yang memiliki margin of safety lebih dari 20% dari nilai intrinsik. Saham kategori cyclical akan kembali menarik, jika pasar mendapatkan kepastian dovish dari bank sentral.

CME Fed Watchtool menunjukkan pemangkasan suku bunga tahun 2024 hanya sekali terjadi di kuartal IV-2024.

Baca Juga: Sektor Consumer Non-Cyclicals Diproyeksikan Bertumbuh, Begini Prospeknya

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menyampaikan, penguatan nilai rupiah yang cenderung terbatas menyebabkan pergerakan IHSG masih dalam tren pelemahan. Dia memproyeksikan IHSG akan bergerak di rentang support 6.700 dan resistance di level 6.800 pada Kamis (20/6).

“IHSG memperoleh sejumlah sentimen positif baik dari eksternal maupun domestik,” kata Alrich kepada Kontan.co.id, Rabu (19/6).

Sentimen positif di antaranya berasal dari kenaikan peluang pemangkasan suku bunga acuan the Fed di September 2024 pada CME FedWatch Tools, spekulasi pemangkasan suku bunga acuan Bank of England (BoE) dalam waktu dekat, dan kenaikan nilai ekspor Indonesia sebesar 2,86% secara tahunan atau Year on Year (YoY) di Mei 2024.

Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.726 Hari Ini (19/6), BBRI, BBCA, BMRI Paling Banyak Net Sell Asing

Akan tetapi, terdapat dua isu domestik, terutama perihal nilai tukar rupiah yang menekan IHSG. Pertama, adanya kekhawatiran mengenai kenaikan defisit anggaran pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah saat ini dan sejumlah program prioritas di 2024.

Kedua, wacana kenaikan harga minyak goreng rakyat (MinyaKita) sebagai salah satu dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah. Hal ini berpotensi memicu kenaikan inflasi yang bisa berdampak pada pelemahan laju pertumbuhan ekonomi di Semester II-2024.

Oktavianus merekomendasikan speculative buy pada saham INTP dengan support Rp 7.050  dan resistance Rp 8.050. Dia juga merekomendasikan trading buy pada saham ACES dengan support masing Rp 830 dan resistance Rp 930 serta MYOR dengan support Rp 2.320 dan resistance Rp 2.540.

Sedangkan, Alrich menjagokan saham TLKM, INCO, ELSA, INTP, dan ACES.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×