Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Fluktuasi pasar modal dalam beberapa waktu belakangan telah menggerus dana kelolaan manajer investasi (MI). Dana kelolaan PT Bahana TCW investment Management, misalnya, telah melorot sekitar Rp 3 triliun dalam tiga bulan terakhir.
Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management, Edward Lubis mengatakan, koreksi pasar saham memberikan kontribusi paling besar terhadap penurunan dana kelolaan perusahaan. Sementara itu, penarikan dana investor (redemption) justru relatif kecil atau hanya sekitar 1% dalam satu bulan terakhir.
Mei 2013 lalu, dana kelolaan Bahana sempat mencapai dia tas Rp 22 triliun. Namun nilai tersebut turun dan kini tinggal Rp 20,7 triliun. Bahana menargetkan bisa menggenggam dana kelolaan Rp 23 triliun di akhir tahun ini. Target ini naik dibandingkan akhir tahun lalu yang sekitar Rp 20 triliun.
Sebagian besar dana kelolaan Bahana disumbang oleh reksadana fixed income dan reksadana terproteksi yang mencapai 60%. Sedangkan, sisanya merupakan reksadana saham. Untuk mengejar target dana kelolaan, Bahana berencana meluncurkan dua produk anyar pada semester ini.
Yakni, reksadana saham syariah dan reksadana campuran berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS). "Untuk produk berdenominasi dollar AS, kami mengkaji antara campuran atau fixed income. Nanti akan kami pilih yang prospeknya lebih menarik," tutur Edward.
Produk berdenominasi dollar AS diperkirakan masih memberikan prospek menarik seiring pelemahan rupiah. Produk baru tersebut ditargetkan bisa menambah dana kelolaan masing-masing Rp 50 miliar-Rp 100 miliar. Infovesta Utama mencatat, total dana kelolaan seluruh reksadana per Juli 2013 susut 2,79% menjadi Rp 189,85 triliun dari bulan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News