Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah mengalami tekanan, peluang meraih cuan di pasar modal tetap terbuka. Salah satu strategi yang bisa diterapkan investor ialah mengalihkan portofolio ke saham-saham defensif.
Beberapa waktu belakangan ini, kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah mengalami tekanan. Tengok saja, pada perdagangan Selasa (11/2), IHSG berada di posisi 6.544,18 atau melemah 7,57% secara tahun berjalan.
Baca Juga: IHSG Anjlok 1,56% ke 6.544,2 di Akhir Sesi Pertama (11/2), Saham ISAT Ambles 13,8%
Economist PT Panin Sekuritas Tbk Felix Darmawan mengatakan pelemahan IHSG akhir-akhir ini disebabkan oleh sentimen global yang kurang kondusif, seperti depresiasi rupiah hingga derasnya dana asing yang keluar.
Di tengah ketidakpastian pasar, Felix menilai saham defensif bisa menjadi opsi perlindungan. Beberapa sektor yang masih menarik ialah consumer staples dengan saham seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), lalu sektor kesehatan dengan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).
Tak ketinggalan, sektor utilitas yang mencakup PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga dinilai termasuk saham defensif.
"Saham-saham ini dipilih karena bisnisnya cenderung stabil meskipun pasar sedang bergejolak," kata Felix kepada Kontan, Selasa (11/2).
Baca Juga: Intip Saham-Saham Big Cap yang Banyak Dilepas Asing Saat IHSG Anjlok di Awal Pekan
Menurut Felix, ciri-ciri saham yang masih defensif di situasi seperti ini memiliki sejumlah karakteristik, mulai dari pendapatan stabil, arus kas yang kuat, dividen menarik, utang rendah, serta valuasi yang masih murah dengan rasio book value di bawah 1,0.
Bagi investor konservatif, Felix menyarankan untuk menunggu hingga tekanan jual mereda. Sementara itu, investor yang lebih agresif bisa mulai mengakumulasi saham-saham defensif yang valuasinya sudah cukup menarik.
"Kalau masih mau main aman, bisa juga alihkan sebagian portofolio ke obligasi pemerintah (SBN), reksadana pasar uang, emas, atau deposito dolar (US$) untuk melindungi nilai dari gejolak pasar," tambahnya.
Selain itu, sektor komoditas juga bisa menjadi opsi menarik jika harga global mulai menunjukkan pemulihan.
Yang terpenting, lanjut Felix, investor disarankan tetap tenang, selektif dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan di tengah dinamika pasar yang masih belum stabil.
Selanjutnya: Sistem Coretax Dikeluhkan Investor, Begini Respons Sri Mulyani
Menarik Dibaca: Hailuo AI Kungfu Punya Saingan! Ini 5 Aplikasi Edit Video AI yang Bisa Dicoba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News