kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IHSG Tersendat Laju Kasus Omicron, Cek Rekomendasi Saham Berikut Ini


Rabu, 19 Januari 2022 / 17:16 WIB
IHSG Tersendat Laju Kasus Omicron, Cek Rekomendasi Saham Berikut Ini
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkutat di zona merah sejak awal pekan.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus penyebaran covid-19 kembali tinggi, terutama dengan adanya varian omicron. Berbarengan dengan itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkutat di zona merah.

IHSG kembali turun di hari ketiga perdagangan berturut-turut sejak awal pekan. IHSG melemah 0,33% 22,08 poin ke 6.591,98 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (19/1).

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya mengungkapkan, ada sejumlah sektor yang berpotensi mendulang cuan di sekitar perayaan Tahun Baru Imlek. Sebut saja sektor ritel, pakan ternak dan unggas (poultry), serta consumer goods. Tapi, laju emiten di sektor tersebut bisa jadi akan tertahan dengan adanya lonjakan kasus covid-19 dan rencana pemerintah untuk kembali memperketat mobilitas masyarakat.

"Dengan kenaikan kasus dan rencana pemerintah menaikkan level PPKM, maka diperkirakan bisa menekan aktivitas masyarakat sehingga konsumsi tertekan juga. Sektor ritel kemungkinan akan terpukul," ujar Cheryl kepada Kontan.co.id, Rabu (19/1).

Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.591 Pada Rabu (19/1), TLKM, SMMA, BRMS Banyak Dibeli Asing

Kendati begitu, Cheryl melihat sektor poultry dan consumer goods masih memiliki peluang untuk menumbuhkan kinerja dengan asumsi konsumsi saat perayaan Imlek masih lebih tinggi daripada hari biasa. Dalam hal ini, Cheryl menjagokan saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

Sementara itu, Founder & CEO Finvesol Consulting Fendi Susiyanto mengingatkan bahwa belum ada pola tahunan yang menunjukkan adanya kenaikan pergerakan saham pada momentum Tahun Baru Imlek. Sekalipun ada, dampaknya hanya sesaat dan tidak signifikan.

Adapun dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, Fendi melihat saham emiten di segmen komoditas emas seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menarik untuk dikoleksi. Hal ini seiring dengan faktor inflasi yang tinggi serta lonjakan kasus covid-19 membawa ketidakpastian ekonomi yang masih tinggi.

"Sehingga saham-saham berbasis (komoditas) emas ini juga menarik di seputar Imlek," sebut Fendi.

Baca Juga: IHSG Turun 0,33% ke 6.591 Pada Rabu (19/1), BUKA, MEDC, INCO Top Gainers LQ45

Fendi juga merekomendasikan saham CPIN, JPFA, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) di sektor poultry dan consumer. Selain itu, saham-saham emiten batubara seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga dinilai masih prospektif untuk mendatangkan cuan.

"Saham-saham sektor perbankan juga menarik. Beberapa sektor dan saham spesifik berpeluang untuk mengalami apresiasi," ujar Fendi.

Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana juga menilai bahwa perayaan Tahun Baru Imlek tidak memberikan pengaruh langsung yang signifikan bagi pergerakan saham. Hal yang berbeda dengan kondisi saat Idul Fitri dan Natal yang diiringi libur pergantian tahun.

"Imlek tahun ini akan jatuh pada Februari, maka isu yang masih berpotensi menjadi katalis adalah PPKM, percepatan tapering dan harga komoditas," kata Wawan.

Baca Juga: Harga Nikel Bullish, Simak Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO)

Secara umum, pada tahun 2022 yang bershio macan air ini, Wawan merekomendasikan saham di sektor keuangan, consumer goods, telekomunikasi khususnya tower, serta sektor komoditas terutama batubara. Bila masuk ke saham new economy seperti saham teknologi dan bank digital, dia menekankan perlunya exit strategy seperti profit taking dan cutloss.

"Investasi saham tetap adalah untuk jangka panjang, investor tetap harus mempertimbangkan prospek bisnis, fundamental dan valuasi perusahaan. Diversifikasi disarankan pada sektor di atas," terang Wawan.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto memprediksi IHSG pada tahun macan air ini akan menguat terbatas. "Sentimen pasar yang sangat diantisipasi tahun ini yaitu suku bunga The Fed, yang akan membuat IHSG dan beberapa emerging markets berpotensi melemah," ujar William.

Beberapa sektor unggulan yang direkomendasikan William adalah poultry, batubara dan manufaktur. Sedangkan saham yang dijagokan antara lain JPFA, CPIN, UNTR, HEXA, KOBX, ITMG, SMMT, dan PTBA.

Baca Juga: Indeks BUMN20 Turun, Simak Rekomendasi Saham Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×