kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IHSG Terpuruk Bersama Bursa Asia dan Global


Kamis, 15 Januari 2009 / 16:19 WIB
IHSG Terpuruk Bersama Bursa Asia dan Global


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemandangan transaksi perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini benar-benar tak bergairah. Sejak dibukanya kembali transaksi perdagangan sesi kedua, indeks tak banyak mengalami perubahan. Pada penutupan pukul 16.00 tadi, indeks melorot 3,13% atau 43,412 poin menjadi 1.343,494.

Kemelorotan indeks hari ini dipicu oleh turunnya harga saham sejumlah emiten besar. Berikut adalah lima top looser hari ini: PT Indo Tambangraya Megah Tbk turun Rp 600 menjadi Rp 11.100, PT Astra Agro Lestari Tbk turun Rp 550 menjadi Rp 10.750, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk turun Rp 450 menjadi Rp 6.450, PT Astra International Tbk turun Rp 400 menjadi Rp 12.500 dan PT United Tractors Tbk turun Rp 400 menjadi Rp 4.600.

Sementara itu, lima emiten yang menjadi lima top gainer hari ini antara lain: PT Unilever Indonesia Tbk naik Rp 150 menjadi Rp 8.150, PT Apexindo Pratama Duta Tbk naik Rp 100 menjadi Rp 2.550, PT Indorama Syntetics Tbk naik Rp 100 menjadi Rp 600, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk naik Rp 30 menjadi Rp 900 dan PT Petrosea Tbk naik Rp 25 menjadi 4.350.

Selain IHSG, sejumlah indeks acuan regional dan global juga ditutup pada zona merah hari ini. Di Asia, indeks Nikkei mengalami penurunan terparah sebesar 4,92%. Sementara, indeks Hang Seng dan Strait Times masing-masing mengalami penurunan sebesar 3,37% dan 3,34%.

Banyak sentimen yang menyebabkan bursa tampak tak bergairah hari ini. Selain penurunan harga minyak, ada pula faktor lain seperti data pengangguran Australia, penjualan mesin Jepang dan penjualan ritel AS yang melempem.




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×