kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.676   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.522   -48,37   -0,56%
  • KOMPAS100 1.180   -7,88   -0,66%
  • LQ45 857   -6,19   -0,72%
  • ISSI 299   -0,47   -0,16%
  • IDX30 443   -3,74   -0,84%
  • IDXHIDIV20 513   -5,47   -1,05%
  • IDX80 133   -0,97   -0,73%
  • IDXV30 136   -0,47   -0,35%
  • IDXQ30 142   -1,30   -0,91%

IHSG Terkoreksi Setelah Cetak Rekor, Cermati Saham Rekomendasi Analis


Selasa, 25 November 2025 / 18:31 WIB
IHSG Terkoreksi Setelah Cetak Rekor, Cermati Saham Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. IHSG Jatuh Ke Zona Merah-Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/11/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah sehari setelah mencetak rekor tertinggi terbaru.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah sehari setelah mencetak rekor tertinggi terbaru. Meski terkoreksi, analis menilai peluang penguatan jangka pendek masih terbuka selama indeks bertahan di atas zona support utama.

Pada perdagangan Selasa (25/11/2025), IHSG ditutup turun 48,36 poin atau 0,56% ke level 8.521,88. Padahal, indeks sempat dibuka di zona hijau pada awal sesi. Sehari sebelumnya, IHSG melesat 1,85% dan menyentuh all time high baru di level 8.570,25.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Reza Diofanda, mengatakan tren penguatan IHSG secara teknikal masih berpotensi berlanjut selama indeks tidak turun di bawah area support 8.450–8.500. 

Baca Juga: Emiten Hotel Tuai Berkah di Libur Akhir Tahun 2025, Cek Saham Rekomendasi Analis

“Rebound kuat pada perdagangan Senin juga diperkuat oleh net foreign buy yang besar, didorong rebalancing MSCI yang efektif mulai pekan ini,” ujarnya.

Rebalancing tersebut membuat tujuh emiten resmi masuk ke jajaran konstituen MSCI per Selasa (25/11), yakni BRMS, BREN, DSNG, ENRG, MSIN, RAJA, dan WIFI. Dari sisi makro, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada 2025 serta stabilnya fundamental ekonomi domestik turut menopang sentimen pasar.

Kendati demikian, Reza menilai ada sejumlah faktor yang bisa membatasi penguatan IHSG. Aksi ambil untung setelah reli, pelemahan rupiah yang menjadi risiko utama bagi saham berorientasi impor, serta ketidakpastian arah kebijakan suku bunga The Fed masih berpotensi menahan laju indeks.

Untuk pekan ini, IHSG diperkirakan mencoba menguji resistance terdekat di area 8.600–8.650. Jika mampu menembus level tersebut, peluang kenaikan menuju 8.700 terbuka. 

Baca Juga: Menakar Arah IHSG Usai BI Tahan Suku Bunga Acuan dan Saham Rekomendasi Analis

Menjelang akhir tahun, IHSG diproyeksikan bergerak dalam rentang 8.500–8.750 dengan kecenderungan menguat seiring aliran dana masuk dan potensi lanjutan window dressing. 

“Window dressing masih berpeluang berlanjut hingga akhir tahun, didorong penyesuaian portofolio manajer investasi dan ekspektasi perbaikan kinerja emiten kuartal IV,” kata Reza.

Ia menambahkan, arus dana masuk pasca-rebalancing indeks serta meningkatnya likuiditas menjelang akhir tahun juga memperkuat potensi window dressing. Meski begitu, investor tetap perlu mewaspadai aksi taking profit, volatilitas saham-saham yang terdampak rebalancing, pelemahan rupiah, dan ketidakpastian kebijakan The Fed.

Baca Juga: IHSG Terkoreksi Usai Cetak Rekor, Tren Penguatan Masih Terbuka hingga Akhir 2025?

Di tengah dinamika pasar saat ini, Reza merekomendasikan beberapa saham yang dinilai masih menarik. Untuk sektor internet service, ia menyarankan beli saham WIFI dengan target harga Rp 4.050–Rp 4.100. 

Di sektor jasa pertambangan, ia merekomendasikan saham DEWA dengan target Rp 440–Rp 480. Sementara di sektor consumer goods, ia menyarankan beli saham UNVR dengan target harga Rp 2.750–Rp 2.900.

Selanjutnya: Kejagung Sita Alphard di 8 Lokasi Kasus Korupsi Pajak 2025

Menarik Dibaca: Buah Mangga Bagus untuk Diet atau Tidak? Ini Jawabannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×