Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderurng bergerak di zona hijau sepanjang bulan Februari 2021. Mengutip data RTI Business, IHSG berada di level 6.241,796 pada penutupan perdagangan Jumat (26/2). Level tersebut meningkat 6,47% dibanding penutupan IHSG bulan sebelumnya yang berada di 5.862,352, Jumat (29/1).
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan, penguatan IHSG di bulan Februari terdorong apresiasi pelaku pasar terhadap vaksinasi masal yang berjalan baik di luar negeri maupun domestik.
Sentimen dari global, pelaku pasar juga mengapresiasi komitmen Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menerapkan kebijakan stimulus program senilai US$ 1,9 triliun. Kenaikan harga komoditas dunia dinilai menjadi faktor penggerek IHSG lainnya.
Sementara itu, sentimen dari domestik adalah surplus neraca perdagangan Indonesia yang direspon positif oleh pelaku pasar, begitu juga dengan stabilitas nilai tukar rupiah. PMI Manufaktur Indonesia pun menunjukkan kinerja yang semakin ekspansif. Di sisi lain, penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 bps turut mengerek IHSG sepanjang bulan Februari ini.
Baca Juga: IHSG diprediksi lesu pada Maret 2021, cermati saham-saham ini
"Optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi tahun ini baik global maupun domestik," imbuh Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (28/2).
Sementara itu, Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr melihat, performa yang baik di bulan Februari tidak terlepas dari penguatan saham-saham perbankan seperti BBRI, TLKM, ARTO, BANK, BRIS, BRPT, TOWR, ANTM, MAYA, dan MEGA. Di sisi lain, investor asing banyak melakukan net buy atau aksi beli bersih pada saham-saham seperti BBRI, TLKM, ANTM sepanjang bulan Februari 2021.
Zamzami juga mengamati, pengumuman hasil PMI Manufaktur memperlihatkan momentum ekspansif pada bulan Januari 2021 di berbagai negara Asia, termasuk Indonesia. Asal tahu saja PMI Manufaktur Indonesia bulan Januari 2021 berada pada level 52,2, level tersebut naik dari bulan Desember yang tercatat di level 51.3. Ini menandakan ekspansi walau sempat diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
Vaksinasi yang mulai tersedia di global serta jumlah kenaikan orang yang divaksin menjadi sentimen pendorong lainnya. Adapun penguatan harga komoditas yang cukup kencang di bulan Februari 2021 turut memperkuat pergerakan IHSG.
Sementara untuk bulan Maret 2021, Zamzami memprediksi IHSG masih akan melanjutkan penguatan tetapi terbatas. Level resistance 6.350 akan diuji, level resistance berikutnya ada di 6.450. Adapun level support-nya akan berada di 6.150 hingga 6.050.
Lebih lanjut Zamzami mengungkapkan, penguatan IHSG akan tertopang sentimen data-data makro yang mengindikasikan pada pemulihan ekonomi, baik dari dalam negeri maupun global. Selain itu, ada juga perkembangan vaksinasi dan harga komoditas.
Walau berpeluang melanjutkan penguatan, pergerakan IHSG masih akan dibayangi kenaikan yield US treasury. Ini dapat mendorong outflow dari emerging market termasuk Indonesia, yang akhirnya berdampak pada volatilitas rupiah. Di sisi lain, rilis laporan keuangan dari berbagai emiten juga dapat mempengaruhi pergerakan IHSG bulan Maret.
"Saham perbankan, telekomunikasi dan properti bisa dicermati, seperti BBRI, BBTN, BTPS, TLKM, EXCL, PWON, CTRA," imbuh Zamzami.
Nafan pun menambahkan, beberapa sentimen domestik yang berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG bulan Maret seperti data inflasi, loan growth, dan PMI Manufaktur Indonesia.
"Penantian perilisan laporan keuangan dan penantian pengumuman dividen," imbuh Nafan. Sementara dari global, sentimen yang akan berdampak seperti PMI manufacturing and services, OPEC Meeting, dan US nonfarm payroll. Adapun sentimen ini akan berpengaruh di pekan awal Maret 2021.
Asal tahu saja, Nafan memproyeksikan IHSG akan bergerak sideways kecenderungan menguat dengan level paling maksimal antara 6.000 hingga 6.500.
Selanjutnya: IHSG berpotensi merah lagi, Senin (1/3), timbang saham-saham berikut ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News