Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai menyentuh level di bawah 6.000 persisnya ke level 5.953,06, turun 69,97 poin atau 1,16% pada perdagangan, Kamis (28/11).
Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Marolop Alfred Nainggolan melihat lesunya perdagangan hari ini, yang menyebabkan IHSG tertekan, tidak disebabkan oleh faktor-faktor makro. Sebab, lanjut Alfred, rupiah justru menguat, di tengah pelemahan IHSG, dengan kurs rupiah tetap berada di bawah level 14.100.
Baca Juga: IHSG tertekan selama sepekan, berikut rekomendasi dari Samuel Sekuritas
Pelemahan pasar hari ini merupakan kelanjutan dari lesunya perdagangan selama sepekan terakhir dimana IHSG juga tertekan. Sentimen pemberat IHSG pun masih sama, yakni pesimisme pasar terhadap kesepakatan tahap satu antara Amerika Serikat dan China.
Di sisi lain, pasar semakin tertekan dengan adanya penutupan beberapa reksadana yang turut menyeret IHSG ke zona merah.
Alfred memperkirakan, pelemahan IHSG ini masih akan terus berlanjut hingga pekan kedua bulan Desember. Sebabnya, di akhir tahun nanti akan ada momentum windows dressing yang bisa mengangkat IHSG.
Baca Juga: Menguat tipis hari ini, rupiah akan begerak flat Jumat (29/11)
Hal ini diharapkan bisa menghentikan pelemahan IHSG, karena secara historis windows dressing selalu bisa mengerek pasar dan membaut IHSG kembali ke zona hijau.
Akan tetapi, lanjut Alfred, tidak menutup kemungkinan IHSG membaik sebelum waktu yang diprediksi itu. Tergantung pada katalis-katalis yang mungkin muncul.
Baca Juga: Telkom (TLKM) akan bangun data center, berikut rekomendasi analis
"Kalau ada kejutan dari perang dagang Amerika dan China itu akan membalikkan tren bursa atau IHSG dari bearish menjadi bulish," katanya ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (28/11).
Sentimen lain yang mungkin mempengaruhi IHSG, munculnya data-data ekonomi yang baik di pekan depan sehingga bisa memperbaiki IHSG ke zona hijau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News