Reporter: Nur Qolbi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak dominan di zona hijau hingga sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa alias all-time high (ATH) di 7.403,57 pada perdagangan Jumat (5/1). Namun, IHSG terkoreksi di akhir perdagangan sehingga ditutup di level 7.350,62 atau turun 0,15% dari hari sebelumnya.
Analis PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani memprediksi, IHSG berpotensi lanjut naik ke level 7.500-7.600 dalam jangka pendek-menengah. Hal ini didorong masuknya aliran dana asing secara agresif ke pasar saham Indonesia yang dalam sebulan terakhir mencapai Rp 6,5 triliun di pasar reguler.
Menurut Dimas, level ATH sebelumnya menjadi area support terdekat IHSG, yakni di 7.300-7.320. Sementara itu, resistance terdekat berada di level 7.500. "Trennya jelas saat ini sedang naik dengan disertai koreksi sehat yang merupakan hal wajar," kata Dimas saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (5/1).
Kenaikan IHSG juga didorong oleh peluang pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada tahun 2024. Dalam sepekan terakhir, pelaku pasar mulai menantikan mengenai kapan penurunan suku bunga tersebut akan segera dilakukan oleh The Fed.
Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,12% ke 7.350 Pada Jumat (5/1), MDKA, TBIG, ACES Top Gainers LQ45
Sentimen positif juga datang dari dalam negeri, yakni Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Menjelang Pemilu, banyak aliran dana yang sehubungan dengan pesta demokrasi ini yang akan memompa daya beli masyarakat dan menjalankan roda ekonomi.
"Setelah Pemilu, ketika kondisi politik sudah lebih stabil, maka investor bisa mendapatkan kepastian terhadap investasi yang dilakukannya sehingga membuat iklim investasi di Indonesia lebih stabil dan menarik termasuk di IHSG," tutur Dimas.
Dimas melihat, saat ini, saham-saham big banks seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI merupakan penopang IHSG sehingga bisa mencetak level tertinggi barunya. Ia menilai, saham big banks masih akan menjadi pilihan yang menarik untuk dilirik oleh investor sampai sebulan ke depan.
Pasalnya, keempat saham tersebut memiliki fundamental yang baik dengan mencatatkan pertumbuhan laba hingga double digit pada kuartal III-2023. Jumlah aliran dana asing yang masuk ke saham big banks tersebut juga tergolong signifikan.
Menurut Dimas, pelaku pasar bisa mengikuti aksi yang dilakukan investor asing. Biasanya, investor asing baru akan mulai merealisasikan keuntungannya menjelang pembagian dividen tahunan emiten perbankan yang biasanya dilakukan pada bulan Maret.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News