Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 28,97 poin atau 0,42% ke 6.809,26 di akhir perdagangan Jumat (10/11). Dalam sepekan, IHSG menguat 0,30%.
Head Of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, pergerakan IHSG pada pekan ini dipengaruhi oleh komentar hawkish The Fed. Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyatakan bahwa Bank sentral tidak yakin suku bunga saat ini cukup tinggi untuk mengendalikan inflasi.
“Sehingga, ini memberikan potensi kembali adanya kenaikan suku bunga AS,” ujarnya, kepada Kontan, Jumat (10/11).
China yang tengah mengalami deflasi memberikan sentimen pada pergerakan IHSG pekan ini. Consumer Price Index (CPI) China turun 0,2% di bulan Oktober 2023. Hal ini disebabkan melimpahnya pasokan produk pertanian dan penurunan konsumsi setelah libur golden week.
Baca Juga: IHSG melemah 0,42% ke 6.809 Pada Jumat (10/11), BRPT, EXCL, TPIA Top Gainers LQ45
Lalu, surplus neraca Perdagangan China juga tengah turun. Data impor China yang meningkat lebih besar dibandingkan nilai ekspornya, membuat surplus neraca perdagangan pada Oktober 2023 menyempit.
“Ini mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi China belum merata,” paparnya.
Sementara, dari domestik, IHSG dipengaruhi oleh perekonomian Indonesia hingga kuartal III 2023 yang tumbuh 4,94% secara tahunan. Pertumbuhan ini melambar dari kuartal sebelumnya, yaitu tumbuh 5,17% secara tahunan.
Dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi LNPRT mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 6,21%.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham yang Diramal Moncer Selama Rangkaian Pemilu 2024
“Pengeluaran konsumsi masih menjadi komponen terbesar dengan proporsi sebesar 55,62%,” ungkapnya.
Cheril menyampaikan, Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat sebesar 201,1 atau tumbuh 1,5% secara tahunan pada bulan September 2023.
“Pertumbuhan ini didorong oleh subkelompok sandang, kelompok suku cadang dan aksesori, serta bahan bakar kendaraan bermotor yang tumbuh lebih tinggi,” paparnya.
Lalu, cadangan devisa Indonesia pada akhir bulan Oktober 2023 tercatat sebesar US$ 133,1 miliar, turun 1,33% dari posisi akhir September 2023 yang sebesar US$ 134,9 miliar. Hal ini disebabkan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Sentimen terakhir, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada bulan Oktober 2023 yang naik ke 124,3 dari bulan lalu sebesar 121,7.
“Kenaikan IKK ini mencerminkan optimisme masyarakat terhadap ekonomi Indonesia ke depannya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News