kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG Melorot 1,10% Sepanjang Mei, Begini Proyeksinya ke Depan


Kamis, 02 Juni 2022 / 06:45 WIB
IHSG Melorot 1,10% Sepanjang Mei, Begini Proyeksinya ke Depan


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.148,97 di akhir bulan Mei, Selasa (31/5), melorot 1,10% dibandingkan penutupan di akhir April 2022 yang berada di level 7.228,914

Pergerakan IHSG pada Mei 2022 sempat melorot selama sepekan berturut-turut, 9-13 Mei 2022. IHSG pun sempat menyentuh level terendahnya di 6.509,87 di bulan lalu. Mengutip data RTI Business, level tersebut juga menjadi yang terendah sejak awal tahun 2022. 

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo mengamati, IHSG yang melorot di bulan Mei diperberat oleh pengumuman kenaikan suku bunga The Fed dan data inflasi Amerika Serikat (AS) yang cukup tinggi. Akhirnya, aksi panic selling di minggu kedua Mei itu memberatkan pergerakan IHSG selama sebulan. 

Tidak jauh berbeda, Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mencermati, pelemahan IHSG yang terjadi pasca libur panjang Lebaran memang memberatkan gerak IHSG di bulan lalu. Kenaikan suku bunga the Fed dalam rangka pengetatan moneter yang lebih agresif menjadi pemicu utamanya. 

"Tingkat inflasi yang tinggi memaksa the Fed untuk mengeluarkan kebijakan pengetatan moneter yang lebih agresif, hal ini dikhawatirkan akan mendorong ekonomi ke dalam resesi," jelas Pandhu kepada Kontan.co.id, Rabu (1/6). 

Baca Juga: IHSG Berpotensi Lanjutkan Rally Penguatan pada Kamis (2/6)

Kenaikan suku bunga The Fed berdampak pada capital outflow dari emerging market, termasuk Indonesia yang sempat terjadi aksi jual bersih investor asing atau foreign net sell hingga Rp 9 triliun pada minggu pertama pasca libur Lebaran. Kondisi inilah yang memicu IHSG terjun dari level 7.228 ke level terendah di 6.509, sebelum akhirnya kembali ke level 7.148.

Seiring dengan capital outflow yang masif merespon kenaikan suku bunga the Fed, saham-saham bigcaps banyak dilepas asing sehingga harganya melorot dan menjadi saham pemberat IHSG atawa laggard. Mengutip data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham laggard di bulan Mei ada EMTK, TLKM, BBRI, BBCA, dan ARTO

Menurut Pandhu, investor tidak perlu khawatir terhadap penurunan pada saham-saham bigcaps itu. Sebab, penurunannya bukan karena faktor fundamental dari kinerja  keuangan atau prospek di masa mendatang. Oleh karenanya, koreksi yang terjadi diperkirakan hanya sesaat. 
Dengan outlook yang cenderung positif, koreksi pada saham-saham besar itu justru bisa menjadi peluang untuk memperoleh posisi entry yang lebih baik.

Berdasar pergerakannya, Pandhu memperkirakan IHSG berpotensi mengalami penguatan ke depan. Ini selaras dengan pergerakan bursa global yang mulai positif.  

Adapun kuatnya capital inflow yang terjadi dalam beberapa hari belakangan menunjukkan pasar yang kembali optimis. 

Terkait suku bunga the Fed yang diperkirakan akan naik lagi sekitar 50 bps, sentimen tersebut memang menjadi perhatian pasar. Akan tetapi, yang lebih perlu diantisipasi, apabila the Fed mengerek suku bunga acuannya secara lebih agresif dari itu, misalnya hingga 75 bps. 

"Kami melihat resistance IHSG berada di sekitar 7.300-7.350, peluang masih cukup terbuka untuk dicapai bulan Juni ini," jelas dia kepada Kontan.co.id, Rabu (1/6). 

Asal tahu saja, di awal tahun ini Pandhu memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran level 6.300-7.750. Target IHSG hingga level 7.750 memungkinkan tercapai di akhir tahun, apalagi melihat pertumbuhan kinerja emiten di kuartal I 2022 ini mayoritas melebihi estimasi. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×