Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 162,51 poin atau 2,41% ke 6.587,08 di akhir perdagangan Selasa (25/2).
Research Analyst Phintraco Sekuritas Nurwachidah mengatakan secara teknikal, Stochastic RSI mengalami death cross serupa dengan MACD yang mulai membentuk negative slope.
"Sehingga investor dapat memperhatikan critical support IHSG pada 6.550-6.530 di Rabu (25/2)," kata Nurwachidah kepada Kontan, Selasa (24/2).
Baca Juga: IHSG Terkoreksi, Intip Saham yang Banyak Dikoleksi Investor Asing di Awal Pekan
Nurwachidah menyampaikan mayoritas indeks regional melemah signifikan di sore ini (25/2). Indeks Nikkei 225 turun 1,39%, HSI melemah 1,32%, dan SSEC terkoreksi -0.8%.
Hal ini mengindikasikan terdapat sentimen global yang menjadi sentimen negatif untuk pasar modal secara umum.
Presiden AS, Donald Trump mengkonfirmasi untuk melanjutkan rencana implementasi tarif untuk Kanada dan Meksiko di awal Maret. Keduanya selama ini dinilai sebagai US closed trading partners. Hal ini memperkuat spekulasi bahwa Trump tidak akan menunda penerapan reciprocal tarif. Pasar berspekulasi tarif ini diumumkan pasca FOMC Maret.
Sementara itu, dari dalam negeri, isu terkait pendirian Danantara masih direspons beragam oleh pelaku pasar secara umum.
Pasar masih dipengaruhi oleh isu-isu negatif yang berkembang mengenai pengelolaan dan kinerja Sovereign Wealth Fund (SWF) di beberapa negara tetangga.
Baca Juga: IHSG Turun 0,78% Hari Ini (24/2), Simak Proyeksinya untuk Selasa (25/2)
Tampaknya diperlukan sosialisasi yang lebih masif baik dari Pemerintah maupun Badan Pengelola Investasi (BPI) kepada pelaku pasar untuk meredam berbagai kekhawatiran tersebut.Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengungkapkan koreksi IHSG pada Selasa (24/2) sejalan dengan pergerakan bursa Asia yang mayoritas juga terkoreksi.
Kemudian, koreksi IHSG ini juga diperkirakan juga terjadi karena sentimen negatif yang kembali datang dari kekhawatiran terhadap perang dagang, menyusul pernyataan Presiden AS Trump yang tetap menaikkan tarif perdagangan pada Kanada dan Meksiko.
"Selain itu aksi net sell investor asing terus berlanjut di tengah pengumuman downgrade rating MSCI Indonesia oleh beberapa foreign brokerage, setelah kemarin terjadi outflow sebesar Rp 3,5 triliun," ucap Herditya kepada Kontan, Selasa (24/2).
Untuk perdagangan besok, Herditya memperkirakan IHSG masih rawan koreksi dengan support 6.576 dan resistance 6,611. Pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh adanya outflow dan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Baca Juga: Intip Saham BBCA, BRIS, dan BBRI yang Beda Arah saat IHSG Turun 0,78%, Senin (24/2)
Rekomendasi saham
Herditya menyarankan untuk mencermati saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) di target harga Rp 630-Rp 650, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) pada target harga Rp 7.425-Rp 7.800 dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dengan target harga Rp 1.860-Rp 1.900.
Phintraco Sekuritas membeberkan sejumlah saham yang dapat diperhatikan di Rabu (26/2), antara lain: PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Selanjutnya: Ada Plafon Rp 17 T, Ini Syarat & Cara Pengajuan KUR Syariah BSI Februari 2025
Menarik Dibaca: Kumpulan Link Twibbon Hari Jadi Banjarnegara, Diperingati 26 Februari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News