Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 26,50 poin atau 0,44% ke level 6.096,54 pada penutupan perdagangan Senin (2/8).
Analis Erdhika Elit Sekuritas, Ivan Kasulthan menuturkan IHSG sempat terkoreksi di awal perdagangan kemarin. Namun mampu berbalik arah kembali seiringan penguatan dari bursa regional.
Selain itu penyebab melemahnya IHSG di awal perdagangan kemarin dikarenakan rilisnya data PMI manufaktur untuk bulan Juli yang saat ini berada di bawah level 50 yaitu pada level 40,1. Hal itu akibat adanya perlambatan dari sektor manufaktur karena ada PPKM yang diberlakukan untuk Jawa dan Bali.
Baca Juga: IHSG menguat 0,44% pada Senin (2/8), asing jual saham BBCA, BBRI, dan BMRI
Untuk hari ini, Ivan menilai IHSG diperkirakan masih akan bergerak konsolidasi dengan penguatan terbatas. Menurutnya, hal itu karena untuk saat ini belum ada sentimen positif yang cukup kuat untuk membuat IHSG rally sehingga bisa menguat signifikan.
"Nampak belum begitu banyak sentimen yang bisa dicermati. Hanya saja, yang perlu diperhatikan terkait perpanjangan PPKM yang dapat kembali menekan laju perekonomian juga bisa berdampak negatif terhadap penguatan IHSG," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (2/8).
Dari sana, ia memproyeksikan IHSG akan bergerak pada range level support 6.068 dan resistance 6.142.
Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menuturkan penguatan IHSG kemarin juga ditengarai dari aksi beli di pasar. "Daya beli pelaku pasar membesar, hari ini (kemarin-red) di awal bulan sudah Rp 13 triliun," ujarnya.
Baca Juga: IHSG menguat 0,44% ke 6.096 pada Senin (2/8)
Ia pun sepakat bahwa, hari ini IHSG diproyeksikan akan kembali menguat dalam range 6.000 - 6.172. "Memang konsolidasi di area ini, namun indikasi menguat terlihat dari indikator MACD bullish divergence," sambungnya.
Dari sana, William merekomendasikan saham-saham yang bisa diamati pada hari ini yaitu INDY, ADRO, MTDL, ISSP, PALM, dan JPFA. Sementara Ivan merekomendasikan ASII, ADRO, dan BANK.
Selanjutnya: Ini penyebab saham perbankan big caps masih lesu sejak awal tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News