kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.858   20,00   0,13%
  • IDX 7.303   107,83   1,50%
  • KOMPAS100 1.122   17,21   1,56%
  • LQ45 893   16,28   1,86%
  • ISSI 223   2,00   0,91%
  • IDX30 457   8,66   1,93%
  • IDXHIDIV20 551   11,40   2,11%
  • IDX80 129   1,83   1,44%
  • IDXV30 137   2,38   1,77%
  • IDXQ30 152   3,03   2,03%

IHSG fluktuatif, lebih aman perbesar kas


Kamis, 27 Agustus 2015 / 06:40 WIB
IHSG fluktuatif, lebih aman perbesar kas


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan bergerak fluktuatif dalam jangka pendek. Beberapa sentimen negatif masih akan menghantui IHSG, terutama pada kuartal ketiga ini. Kondisi fluktuatif ini tidak serta merta buruk bagi para pemburu untung.

Di sisi lain, menghadapi kondisi IHSG yang fluktuatif, analis menyarankan tetap berhati-hati dan memperbesar dana kas. Andrew Argado, Kepala Riset Recapital Securities, mengatakan, tidak semua saham yang sudah terdiskon layak diakumulasi beli.

Menurutnya, jika ingin trading, sebaiknya mengambil posisi hit and run atau tidak menahan saham terlalu lama. "Manfaatkan momentum dengan trading, tapi jangan di-hold terlalu lama. Beli, kalau sudah untung sedikit, langsung lepas," tutur Andrew.

Ia menyarankan, sebaiknya investor memilih saham-saham penggerak IHSG atau saham berkapitalisasi besar alias big caps pada kondisi fluktuasi tinggi.

Menurut Andrew, akumulasi buy sebaiknya dilakukan bila kondisi pasar modal lebih stabil. Trading saham juga sebaiknya menggunakan dana kas yang sudah siap, bukan dari utang. "Jadi dalam kondisi saat ini harus lebih disiplin dalam trading dan jangan dulu pakai transaksi margin," tegas Andrew.

Praktisi dan pengamat pasar modal, Ellen May juga mengatakan, dari total portofolio investor, sebaiknya hanya 30% dana yang dipakai untuk trading saham. Investor sebaiknya menyimpan sisa portofolio dalam bentuk dana kas.

Amunisi dana kas ini diperlukan apabila IHSG mencapai level yang lebih rendah sehingga bisa berbelanja lebih agresif. Sementara pada jangka panjang, investor bisa mulai mencicil untuk membeli saham-saham yang sudah terdiskon besar seperti SMGR.

"Momentumnya sebenarnya sangat bagus untuk trading," imbuh Ellen. Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman mengatakan, volatilitas pergerakan indeks lebih didominasi oleh persepsi pelaku pasar karena kondisi ekonomi global. Ini termasuk juga adanya perang mata uang antarnegara.

Namun, bagi Norico kondisi ekonomi Indonesia dan pasar modal domestik belum menunjukkan sinyal resesi. Ia justru yakin, IHSG di akhir tahun masih bisa ditutup di level 5.000. Menurut Norico, saham-saham yang menjadi unggulan adalah saham sektor perbankan, infrastruktur dan konsumsi, seperti BMRI, BBRI, BBCA, BBNI, BBTN, WIKA, WSKT, PTPP, ADHI, JSMR, PGAS, UNVR INDF, dan ICBP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×