Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan akhir pekan ini. IHSG ditutup menguat 55,62 poin atau naik 0,74% ke level 7.544,29 pada Jumat (23/8).
Dengan posisi ini, maka IHSG menguat 1,51% di pekan ini.
Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya mengatakan, pergerakan IHSG di pekan ini dipicu oleh sejumlah faktor, mulai dari sentimen pasar global dan domestik.
Dari pasar domestik, ada tiga faktor utama. Pertama, defisit neraca pembayaran mengalami penyempitan menjadi US$ 0,6 miliar pada kuartal II-2024.
Hal ini ditopang oleh transaksi modal dan finansial yang berbalik mencatatkan surplus sebesar US$ 2,7 miliar atau 0,8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca Juga: IHSG Naik 0,74% ke Level 7.544, Jumat (23/8), BBTN, PGAS & BBNI Top Gainers di LQ45
Kedua, Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan di 6,25%. Begitu pun dengan deposit facility dan lending facility yang juga dipertahankan di level 5,5% dan 7%.
"Keputusan ini sesuai dengan ekspektasi konsensus serta membuka peluang penurunan suku bunga acuan pada kuartal IV 2024," kata Cheril kepada Kontan, Jumat (23/8).
Kemudian, penyaluran kredit pada Juli 2024 tercatat naik 12,40% year on year (yoy). Namun, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) turun menjadi 7,72% pada Juli.
Ketiga, direvisinya peraturan pemilihan kepala daerah oleh Mahkamah Konstitusi, dan batalnya pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah oleh DPR membuat IHSG terkoreksi pada (22/8) setelah sebelumnya mencapai level All Time High.
Dari pasar global ada dua faktor. Pertama, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Amerika Serikat turun sedangkan PMI jasa alami kenaikan.
PMI manufaktur AS turun di luar dugaan menjadi 48.00 pada Agustus 2024. Sementara, PMI sektor jasa AS naik berlawanan dengan konsensus menjadi 55.20.
Kedua, sinyal dovish The Fed atas potensi pemotongan Fed Funds Rates di September 2024. Risalah pertemuan FOMC 30-31 Juli menguatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memilih untuk menurunkan target suku bunga the Fed pada pertemuan September.
"Sudah beberapa policy makers menilai untuk memangkas suku bunga pada pertemuan Juli dan sebagian besar percaya bahwa pemotongan September kemungkinan akan tepat," ujarnya.
Baca Juga: Tengok Top Losers LQ45 saat IHSG Naik pada Jumat (23/8), Ada ESSA, AMRT, dan JSMR
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyampaikan selama sepekan ini, IHSG bergerak menguat 1,51% dan membentuk level tertinggi barunya di 7.594.
Dia pun memperkirakan, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG ini antara lain, adanya rilis suku bunga China dan Indonesia, meningkatnya ekspektasi investor akan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis points dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Herditya memproyeksikan pergerakan IHSG akan cenderung bergerak sideways dengan support di 7511 dan resist di 7574 pada perdagangan, Senin (26/8).
"Kami perkirakan, pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas dan nilai tukar rupiah. Di sisi lain investor akan menanti hasil dari Jackson Hole di Amerika Serikat," ujarnya.
Herditya merekomendasikan untuk mencermati saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan target harga Rp 1.520 - Rp 1.600, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) dengan target harga Rp 1.170 - Rp 1.230 dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan target harga Rp 4.120 - Rp 4.250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News