Reporter: Muhammad Musa | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan 1,37% atau naik 92,40 poin ke level 6.819,32 pada perdagangan Kamis (20/6). Penguatan IHSG sejalan dengan risalah Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuan di level 6,25%.
Jelang akhir pekan, IHSG diproyeksikan melanjutkan penguatan terbatas dengan support di 6.710 dan resistance 6.840 pada Jumat (21/6).
Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menyampaikan, IHSG mendapatkan angin segar dari faktor euforia suku bunga BI. Meski rupiah berada di level Rp 16.400 per dolar AS, BI akhirnya mempertahankan suku bunganya di level 6,25%.
Baca Juga: Catat Ini Daftar Emiten yang Cum Date Dividen Akhir Juni
Menurut Nafan, hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, meningkatkan capital inflow asing, serta menjaga inflasi dalam target 2,5% plus minus 1% pada 2024 dan 2025. BI terus konsisten menerapkan kebijakan moneter pro-stabilitas disertai dengan langkah pre-emptive atau pencegahan maupun forward looking.
“BI masih meyakini bahwa The Fed berpotensi menerapkan kebijakan pelonggaran moneter pada akhir tahun ini,” kata Nafan kepada Kontan, Kamis (20/6).
BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2024 diperkirakan mencapai 3,2%, lebih tinggi dari perkiraan awal didukung pertumbuhan di India dan China. BI juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 dalam kisaran 4,7% - 5,5% seiring dengan terjaganya daya beli dan kuatnya keyakinan konsumen.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, mengatakan, penguatan IHSG sebagai respons pasar terhadap Rapat RDG BI pada Kamis (20/6).
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham ACES, MYOR, dan INTP untuk Perdagangan Kamis (20/6)
RDG BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 6,25%, sesuai perkiraan pasar. Menurutnya, pernyataan-pernyataan BI cenderung mengembalikan kenyamanan pasar.
BI optimistis proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 akan mencapai di level 4,7% - 5,5% seiring dengan penguatan nilai tukar rupiah sampai akhir tahun 2024. BI berencana kembali melakukan intervensi pasar dengan sejumlah instrumen baru.
“BI bahkan membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan apabila sentimen eksternal mendukung,” kata Alrich kepada Kontan, Kamis (20/6).