Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan kemarin Rabu (15/6). IHSG melorot 42,83 poin atau 0,61% ke level 7.007,05.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), 8 dari 11 sektor di bursa memang memerah kemarin Rabu. Penurunan paling dalam dicatatkan oleh sektor energi hingga 3,52%. Setelahnya ada sektor transportasi dan logistik yang tertekan 3,47%. Adapun sektor industri melorot cukup dalam 2,58%.
Untuk perdagangan hari ini, Kamis (16/6), Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar, mengatakan, secara teknikal peluang IHSG mengalami rebound masih terbuka. Ini terlihat dari candle long legged doji & kondisi yang mendekati oversold.
“Trend bullish, selama di atas 6.932, berpeluang menuju 7.051-7.160. IHSG closing di bawah 5 day MA (7.064). Indikator MACD netral, Stochastic mendekati oversold. Selama di atas 6.930, berpeluang menuju (sebelumnya target 6.888 - 7.209 gap tercapai) next 7.160/7.257. Range breakout berada di 6.924 - 7.087,” kata Andri dalam risetnya, Kamis (16/6).
Baca Juga: Bursa Asia Naik Mengikuti Jejak Wall Street, Setelah Kenaikan Suku Bunga The Fed
Adapun level resistance pada perdagangan hari ini ada di level 7.031/7.087/7.117/7.160. Sementara untuk level support berada di 6.966/6.924/6.886/6.834. Perkiraan range 6.960 - 7.080.
Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Leisyaputra, mengatakan, Indeks Dow Jones Industrial Average pada perdagangan kemarin ditutup menguat 1,00%, sementara S&P 500 naik lebih kuat 1,46%, bahkan indeks Nasdaq menguat sangat signifikan sebesar 2,50%.
“ Penguatan terjadi setelah the Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, tertinggi sejak tahun 1994. The Fed juga mengindikasikan akan adanya kenaikan sebesar 50 atau 75 basis poin pada pertemuan berikutnya,” jelas Maxi.
Ia menambahkan, bursa Eropa juga mencatat penguatan. Sementara bursa regional Asia Pasifik kemarin bergerak variatif. Beberapa bursa yang menguat adalah Shanghai Composite dan Hang Seng, sementata Nikkei dan BEI mencatat penurunan.
Sebagai informasi, China mengumumkan pertumbuhan produksi industri sebesar 0,7% YoY pada Mei 2022, dibandingkan bulan sebelumnya -2,9% YoY, jauh di atas perkiraan. Dari dalam negeri, Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan (balance of trade) sebesar US$ 2,9 miliar, dengan pertumbuhan ekspor 27% YoY pada Mei 2022, di bawah perkiraan.
Dengan kondisi pasar saat ini, investor dapat mencermati saham PT Bank Central Asial Tbk (BBCA) dengan rekomendasi speculative buy pada target 7.450/7.600 stop loss di bawah 7.250/7.025.
Aksi speculative buy juga bisa dilakukan pada saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target 3.770/3.860 stop loss di bawah 3.430.
Investor juga dapat mencermati saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan rekomendasi buy pada level 4.030-4.050 target 4.120/4.160 stop loss di bawah 3.900.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dari Artha Sekuritas, IHSG Berpotensi Menguat
Adapun saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC) direkomendasikan buy pada 610-620 target 650/660 stop loss di bawah 580.
Sementara itu, CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, cenderung mencermati saham-saham seperti UNVR, SMGR, BBRI, HMSP, TBIG, BMRI, dan AKRA hari ini. Ia pun memproyeksikan IHSG bergerak sideways di kisaran 6.898 hingga 7.124.
Sepengamatannya, perkembangan pergerakan IHSG masih terlihat bersifat konsolidatif dengan potensi tekanan yang cukup besar. Di sisi lain, pergerakan IHSG masih akan ditopang oleh kondisi perekonomian yang masih relatif stabil yang terlihat dari data perekonomian yang telah dirilis.
" Ditambah dengan musim pembagian dividen yang masih berlanjut," jelas dia dalam risetnya, Rabu (15/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News