Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara historis mengalami kenaikan setiap kuartal akhir.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan, IHSG memiliki peluang untuk merangkak naik di zona hijau hingga tutup tahun 2021.
Meski demikian, Frankie memperkirakan kemungkinan besar IHSG hanya bisa bertengger di level 6.400-6.500 pada akhir tahun ini. Sebab, ia memandang pasar modal dalam negeri memiliki sentimen yang cukup dinamis menjelang akhir tahun.
Menurutnya, sentimen positif pendukung kenaikan IHSG menuju akhir tahun bakal ditopang oleh sektor komoditas energi, seperti migas dan batubara.
Baca Juga: Asing catat net buy hampir Rp 2 triliun, saham-saham ini yang banyak diborong
“Karena harga komoditas melonjak tinggi tahun ini, kenaikan harga ini diproyeksikan akan berlangsung sampai akhir tahun, apalagi China dikabarkan sedang krisis energi,” terang Frankie pada Kontan, Senin (4/10).
Tak hanya itu, perbaikan tingkat ekonomi Indonesia yang cukup impresif serta melandainya kasus covid-19 turut menjadi sentimen positif untuk pergerakan IHSG. Ia melihat geliat ekonomi mulai normal sejalan dengan pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
“Sebagai sentimen pemanis, adanya efek window dressing pada laporan keuangan tahunan,” tambahnya.
Di lain sisi, kekhawatiran akan efek tapering off dan kenaikan suku bunga The Fed di akhir tahun khususnya bulan November dinilai bisa memperlambat laju IHSG.
Baca Juga: IHSG diramal kian bertenaga pada kuartal IV 2021, cermati 2 saham ini
Selain itu, masalah krisis energi yang membuat harga komoditas energi turut terkerek, hal ini dikhawatirkan dapat memperberat biaya operasional industri secara global, yang baru saja bangkit dari pandemi covid-19.
Pada kuartal akhir tahun ini, Frankie bilang pelaku pasar dapat melirik saham-saham bluechip atau yang memiliki fundamental kuat. Hal ini untuk mengantisipasi jika terjadi penurunan pada pasar modal.
Ia menambahkan, pelaku pasar juga dapat mempertimbangkan sektor perbankan, khususnya himpunan bank milik negara (Himbara) karena secara harga belum naik signifikan ketimbang dengan sektor lainnya.
Frankie memasang target di level Rp 5.000 untuk saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) di level Rp 6.800- Rp 7.000, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di level Rp 7.000 dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan TP di Rp 2.000.
“Sektor lain yang menarik adalah property dan real estate, karena valuasinya cukup menarik,” kata Frankie.
Dari sektor properti, ia bilang saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) layak dipertimbangkan dan bisa memasang target di level Rp 1.200- Rp 1.300. Selain itu, ada saham PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dengan target harga di level Rp 240- Rp 250, dan saham PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) dengan TPdi level Rp 600.
Selanjutnya: Saham-saham ini banyak dilego asing di tengah kenaikan IHSG pada Senin (4/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News