Reporter: Aurelia Felicia | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada Senin (13/3) setelah ditutup melemah 17,036 poin atau melemah 0,25% ke level 6.880,33 pada Jumat (10/3). Analis melihat pergerakan IHSG akan dipengaruhi sentimen global dan dalam negeri.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta memprediksi IHSG akan bergerak pada area support 6.864 dan 6.841 sedangkan area resistance pada level 6.924 dan 6.962.
Pergerakan tersebut dipengaruhi oleh perilisan data consumer price index terutama di Amerika Serikat dan Inggris.
“Memang di Amerika Serikat diproyeksikan pastinya akan terus melandai kalau menurut saya,” ujarnya pada Kontan Minggu (12/2).
Baca Juga: Laba Unilever Indonesia (UNVR) Tergerus pada 2022, Berikut Rekomendasi Analis
Sebelumnya consumer price index Amerika Serikat berada di kisaran 6,5% per Desember 2022 dan diproyeksikan menyentuh level 6,2% pada Januari. Sementara consumer price index Inggris masih double digit, setelah sebelumnya menyentuh level 10,5% per Desember dan diproyeksikan menurun di 10,3% pada Januari.
Nafan mencermati hal ini akan berpengaruh pada kebijakan yang diambil The Fed dan Bank Of England.
“The Fed akan menerapkan tightening monetary policy, namun less aggresive, sedangkan Bank of England policy yang akan dijalankan aggresive tightening monetary policy,” tambahnya.
Sementara itu, dari dalam negeri para investor menantikan neraca perdagangan yang diproyeksikan surplus pada Rabu (15/2) dan kebijakan Bank Indonesia untuk menetapkan suku bunga acuan yang di proyeksikan tetap di 5,75%.
Di sisi lain, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya melihat IHSG berpotensi menguat dalam rentang 6.800 hingga 6.950. Hal ini didasari dari pola hammer pada penutupan lalu yang menunjukkan potensi penguatan.
Cheril mencermati IHSG disokong sentimen positif dari hasil earning perbankan big caps yang lebih baik dari perkiraan dan meningkat signifikan.
“Harga komoditas juga menguat seperti minyak, emas, dan gas bisa menjadi penguatan bagi saham-saham komoditas terkait,” jelasnya.
Sementara Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang memprediksikan IHSG bergerak pada area support level 6.830 dan resistance pada level 7.000
Menurut Alrich, area konsolidasi masih terjaga di kisaran 6.830 hingga 6.960 pasca kembali ke atas MA20 6.845 dengan lower shadow yang panjang. Potensinya masih akan cenderung sideways di kisaran level tersebut pada Senin (13/2).
Dari faktor eksternal, Alrich melihat data inflasi bulan Januari 2023 yang akan dirilis Amerika Serikat pada Selasa (14/2) dan kekhawatiran pengetatan The Fed masih akan lebih agresif membayangi pelaku pasar.
Baca Juga: Saham-Saham Big Cap Perbankan Jadi Favorit Asing Saat IHSG Tertekan di Akhir Pekan
Sementara dari dalam negeri, sepakat dengan Nafan, Alrich mencermati bahwa pelaku pasar mengantisipasi rilis data neraca perdagangan serta data ekspor dan impor Januari 2023 pada Rabu (15/2).
“Pelaku pasar juga mengantisipasi RDG BI pekan depan (16/2),” tambahnya.
Kedua data tersebut diprediksi dapat mendorong penguatan nilai tukar Rupiah ke bawah Rp 15,000/USD. Sebagai informasi, nilai tukar Rupiah berada di Rp 15,130/USD per Jumat (10/2) sore. Dengan itu, saham top pick pilihan Alrich untuk Senin (13/2) adalah ESSA, MDKA, BRIS, TLKM dan ASII.
Sementara Cheril merekomendasikan para investor untuk mencermati saham BBNI dengan target harga Rp 9.900, BBRI Rp 5.200, AKRA Rp 1.410, dan MDKA Rp 4.950.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News