Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada November 2022. IHSG tercatat menguat tipis 0,22% dalam sebulan terakhir hingga 28 Oktober 2022.
Analis Kanaka HIta Solvera Raditya Krisna Pradana mengatakan, meskipun IHSG seminggu terakhir kembali menguat, tetapi indeks saham acuan Indonesia ini masih ditutup di bawah resistance 7.108. Sekalipun naik ke atas 7.108, harusnya potensi kenaikan IHSG sudah terbatas ke 7.130-7.150 dengan risiko koreksi yang masih besar.
"Tetap waspadai potensi koreksi mendadak dan agresif di minggu depan karena posisi IHSG sudah berada di akhir peningkatannya," kata Raditya kepada Kontan.co.id, Minggu (30/10).
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Bank Pilihan, Mayoritas Valuasi Masih Murah
Menurut dia, sentimen negatif yang membayangi IHSG pada November masih seputar inflasi tahunan Indonesia yang kembali meningkat. Selain itu, pada awal November ini IHSG juga akan digerakkan oleh Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting pada Selasa-Rabu, 1-2 November 2022.
Sementara, penopang IHSG dari harga komoditas masih akan tetap tinggi. Raditya mengatakan, harga CPO didukung oleh ketidakpastian cuaca yang terjadi saat ini. Harga batubara didukung oleh peningkatan permintaan yang disebabkan masih terjadi krisis energi di Eropa dan memasuki musim dingin di kawasan Eropa.
Raditya memperkirakan IHSG pada bulan November akan bergerak dengan support 7.017, 7.000, dan 6.930-6.950. Sementara resistance pada level 7.090-7.108 dan 7.150.
Di tengah ketidakpastian, Raditya menyarankan investor bisa mengamati emiten-emiten perbankan karena permintaan dari deposito akan mengalami peningkatan. Dia menilai saham BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI bisa diperhatikan.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Melemah di Perdagangan Terakhir Oktober, Senin (31/10)
"Atau juga bank-bank syariah atau bank-bank digital yang akhir-akhir ini juga mulai running untuk mengalami peningkatan," kata dia.
Selain perbankan, Kanaka Hita Solvera juga melihat saham-saham konsumer (bahan pokok) menarik diperhatikan. Sebab, walaupun inflasi masyarakat tetap berusaha mencukupi kebutuhan pokoknya, khususnya makanan.
Adapun saham-saham yang bisa diperhatikan ICBP dengan rekomendasi buy on weakness di Rp 9.600 dengan target Rp 10.400, lalu INDF dengan target Rp 6.800, MYOR dengan rekomendasi buy on breakout Rp 2.460 dengan target Rp 2.700, dan UNVR dengan rekomendasi buy on weakness Rp 4.900 dengan target Rp 6.000.
Baca Juga: Kinerja Moncer Emiten Tambang dan Perbankan Diproyeksi Berlanjut Hingga Akhir Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News