kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

IHSG dibuka di dua zona


Rabu, 19 Agustus 2015 / 09:42 WIB
IHSG dibuka di dua zona


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak liar pada pembukaan pagi ini (19/8). Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.37 WIB, indeks tercatat naik 0,07% menjadi 4.513,27. Pada transaksi sebelumnya, indeks sempat tertekan 0,2% ke level 4.499,95.

Ada 104 saham yang bergerak positif pagi ini. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 71 saham dan 72 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi pagi ini melibatkan 1,060 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 860,157 miliar.

Secara sektoral, ada enam sektor yang mendaki dan empat sektor yang tertekan. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar antara lain: sektor industri lain-lain naik 0,45%, sektor industri dasar naik 0,3%, dan sektor konstruksi naik 0,24%.

Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top gainers antara lain: PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 5,62% menjadi Rp 357, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 2,04% menjadi Rp 10.000, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 1,82% menjadi Rp 1.680.

Sementara, tiga saham indeks LQ 45 yang berada di posisi top losers antara lain: PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turun 2,48% menjadi Rp 1.570, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 2,01% menjadi Rp 1.705, dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 1,6% menjadi Rp 2.455.

Sementara itu, memasuki hari keempat, bursa Asia kembali memerah pada transaksi perdagangan pagi ini (19/8). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.01 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia-Pacific turun 0,1% menjadi 136,83. Ini merupakan level terendah dalam tujuh bulan terakhir.

Penurunan bursa Asia dipicu oleh aksi jual komoditas seiring meningkatnya kecemasan kemungkinan perlambatan ekonomi China. Jika ekonomi China melemah, dipastikan tingkat permintaan komoditas dunia pun akan ikut tergerus.

"Ada dampak dari isu perlambatan ekonomi Cina. Sementara, konsensus yang ada adalah the Fed akan menaikkan suku bunga pada September, namun ada petensi hal itu ditunda mengingat pasar global yang volatil," jelas James Lindsay, strategist Nikko Asset Management NZ Ltd di Auckland.

Sementara itu, indeks Topix Jepang turun 0,4%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,1%, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,1%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×