kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,87   5,12   0.57%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG dan BI rate naik, investor asing akhirnya mencatat pembelian bersih


Jumat, 29 Juni 2018 / 17:07 WIB
IHSG dan BI rate naik, investor asing akhirnya mencatat pembelian bersih
ILUSTRASI. Papan Elektronik Pergerakan Harga Saham di BEI


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah net sell selama 10 hari perdagangan berturut-turut sejak 5 Juni 2018, investor asing mencatatkan pembelian bersih Rp 690,92 miliar di seluruh pasar pada Jumat (29/6).

Pembelian asing ini diiringi kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 2,33% ke 5.799,24. IHSG melonjak makin tinggi setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin ke 5,25%.

Meski asing mulai net buy, secara year to date masih tercatat penjualan bersih asing Rp 49,05 triliun. Beberapa analis menilai, net sell ini masih wajar mengingat kondisi pasar dalam beberapa bulan terakhir terus tertekan baik oleh sentimen internal maupun eksternal.

Analis senior Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menyatakan, keluarnya dana asing masih relevan dengan kondisi saat ini. "Cuma, saya lihat ini hanya sementara, cepat atau lambat akan membaik kembali. Apalagi dengan BI menaikkan suku bunga acuan, rupiah akan stabil," ungkap William.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra mengungkapkan, dana asing yang keluar pun masih wajar. Pasalnya, pada 2017 sempat terjadi inflow yang cukup besar, sehingga larinya dana asing saat ini terbilang wajar.

Adapun faktor yang menyebabkan dana asing banyak keluar tahun ini, lebih karena investor asing mulai merealisasikan keuntunganya. "Karena investor melihat imbal hasil sudah berubah, jadi mereka rebalancing portofolio dan global pun melakukan penyesuaian," kata Aditya, Kamis (28/6).

Menurutnya, strategi memikat dana asing kembali adalah kondisi fundamental makro ekonomi Tanah Air. Selama target perekonomian tidak bergeser terlalu jauh, maka masih ada kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. "Kalau fundamental makro kurang aman, tentu akan membuat indeks menguat, tapi ketika turun akan jauh lebih banyak dan asing saya rasa akan terpengaruh ke sana," ujarnya.

Sampai akhir tahun Aditya memperkirakan capital outflow bisa menyusut ke level Rp 25 triliun hingga Rp 30 triliun. Sedangkan untuk sentimen yang mendominasi masih berasal dari faktor eksternal.

Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, dilihat dari kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang agresif menaikkan suku bunga acuan, maka jumlah dana asing yang keluar saat ini terbilang wajar. "Pasar kita juga masih menarik untuk asing. Mengingat, tipe investor asing ada yang konvesional, yang suka low risk. Mereka akan lebih prefer untuk kembali, apalagi suku bunga kita (BI 7DRR) sudah lebih besar dibandingkan dua tahun lalu," ungkap Alfred kepada Kontan.co.id, Kamis (28/6).

Selain itu, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia tak capai target dan berada di kisaran 5,1%, itu masih terbilang cukup besar dan menarik bagi investor asing. Di sisi lain, pertumbuhan emiten Tanah Air juga masih cukup baik dengan angka pertumbuhan di kisaran 16%-20%. 

Hingga akhir tahun, Alfred masih melihat kecenderungan capital outflow. Di sisi lain, potensi capital inflow jangka pendek akan sulit terjadi selama ekonomi AS terus tumbuh positif. "Sampai akhir tahun, kami melihat masih ada potensi outflow di kisaran Rp 60 triliun-Rp 70 triliun. Untuk Juli saja, sudah ada potensi berada di kisaran Rp 60 triliun," kata Alfred.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×