Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka di dua zona pada transaksi perdagangan hari ini (23/8). Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks turun 0,32% menjadi 5.410,18.
Ada 101 saham yang memerah. Sementara, jumlah saham yang tertekan sebanyak 64 saham dan 82 saham lainnya diam di tempat.
Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 535,005 juta saham dengan nilai transaksi Rp 398,571 miliar.
Secara sektoral, ada delapan sektor yang melorot. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor sektor konstruksi turun 0,71%, sektor industri dasar turun 0,59%, dan sektor agrikultur turun 0,55%.
saham-saham indeks LQ 45 yang mencatatkan penurunan terbesar yakni: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 2,74% menjadi Rp 11.525, PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) turun 2,12% menjadi Rp 1.615, dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) turun 2,02% menjadi Rp 10.925.
Sedangkan saham-saham top gainers indeks LQ 45 ditempati oleh: PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,82% menjadi Rp 14.425, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 0,76% menjadi Rp 10.000, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 0,35% menjadi Rp 1.685.
Sementara itu, investor asing menorehkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 53,7 miliar di seluruh market. Sedangkan di pasar reguler, net sell asing sebesar Rp 56,6 miliar.
Menurut Taye Shim, Kepala Riset Daewoo Securities, IHSG akan diperdagangkan sideways hari ini. "Kami memprediksi IHSG akan sideways menjelang the Jackson Hole meeting, pada hari Jumat mendatang," jelasnya.
Namun, Taye juga meramal, masih akan ada sentimen positif bagi IHSG yang berasal dari favorable fund flows yang berlanjut terhadap Indonesia.
Bagaimana dengan Asia?
Nasib yang sama terjadi dengan pasar saham regional. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Asia tak bertenaga, Selasa (22/8). Mengutip data Bloomberg, dalam setiap lima saham yang turun, hanya ada empat saham yang naik. Pada pukul 09.23 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific tak banyak mencatatkan perubahan setelah tertekan selama tiga hari beruntun.
Sementara itu, berdasarkan data CNBC, pasar saham Jepang tertekan pada transaksi pagi. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,35%. Sedangkan indeks Topix turun 0,3%. Salah satu penyebabnya adalah penguatan yen terhadap dollar AS. Per pukul 08.13 waktu Hong Kong, nilai tukar yen berada di level 100,09 per dollar AS.
Keperkasaan yen menyebabkan saham-saham berbasis ekspor tertekan. Saham Toyota turun 0,84%, saham Nissan turun 1,01%, dan saham Honda turun 1,88%.
Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,21%. Kenaikan juga dialami oleh indeks ASX 200 Australia sebesar 0,29%.
Analis menilai, market saat ini melakukan aksi wait and see menjelang pidato dari Pimpinan The Federal Reserve Janet Yellen pada Jumat (26/8) mendatang di Jackson Hole, Wyoming. Simposium tahunan The Fed ini terkadang digunakan bank sentral AS untuk melakukan pengumuman pendahuluan atas sejumlah kebijakan penting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News