Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) longsor sebesar 0,95% atau turun 65,86 poin ke angka 6.855,62 pada Selasa (11/6).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pelemahan IHSG dipimpin oleh sektor industrial dan keuangan dengan masing-masing terjadi penurunan sebesar -2,45% dan 1,08%. Adapun sentimen yang mempengaruhinya berasal dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan penantian investor keputusan dari pertemuan FOMC pada Kamis dini hari.
Kemudian, adanya tren outflow pada pasar, menurut Herditya, disebabkan oleh perkiraan akan keputusan the Fed yang akan tetap mempertahankan suku bunganya.
Pada perdagangan selanjutnya, dia melihat akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah, perilisan data inflasi China dan AS, serta pertemuan FOMC.
“Kami perkirakan IHSG rawan koreksi dengan support 6.830 dan resistance 6.932,” kata Herditya kepada Kontan.co.id, Selasa (11/6).
Baca Juga: Wall Street Turun pada Selasa Pagi, Investor Menunggu Hasil Rapat The Fed
Secara teknikal, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang melihat, adanya pergerakan sideways pada indikator Moving average convergence/divergence (MACD) dan Stochastic Relative Strength Index (RSI). Atas dasar itu, diindikasikan IHSG berpotensi untuk menguji support pada level 6.800 pada Rabu (12/6).
Menurutnya, pasar akan cenderung wait and see terhadap rilis data Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan datang, sehingga mempengaruhi sentimen investor dan pelaku pasar.
Data penjualan ritel domestik bulan April menunjukkan penurunan signifikan ke level -2,70% dari bulan sebelumnya yang berada di 9,30%. Hal ini mengindikasikan normalisasi daya beli setelah lonjakan konsumsi selama periode Lebaran yang biasanya diikuti dengan lonjakan konsumsi.
Sementara itu, data penjualan mobil mengalami perbaikan secara terbatas dari -17.50% di bulan April menjadi -13.30% di bulan Mei.
Baca Juga: IHSG Anjlok ke 6.855 Selasa (11/6), Net Sell Asing Tembus Rp 1,17 Triliun
Dari global, pasar wait and see terhadap rilis data suku bunga the Fed yang diperkirakan tetap di level 5,50%. Selain itu, pidato the Fed diharapkan memberikan gambaran mengenai peluang pemangkasan suku bunga di tahun ini.
Di sisi lain, data inflasi Amerika yang akan dirilis di hari yang sama diperkirakan stabil di 3,40%. “Inflasi yang terkendali dapat memperbesar peluang pemangkasan suku bunga di tahun ini,” kata Alrich kepada Kontan.co.id, Selasa (12/6).
Dari kawasan Eropa, Inggris menantikan rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) untuk April 2024 dengan proyeksi tumbuh 0,70% dari level sebelumnya 0,60%. Sementara itu, Jerman akan merilis data inflasi yang diperkirakan tumbuh ke 2,40% dari 2,20%,” lanjutnya
Top picks pada Rabu (12/6) meliputi rebound lanjutan untuk ESSA, MBMA, dan peluang rebound untuk ANTM, INCO, ADMR.
Herditya menjagokan saham TINS dengan target harga Rp 885 – Rp 930, ACES berkisar di level Rp 885 – Rp 915, dan RGAS di harga Rp 105 – Rp 113.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News