kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.054   70,31   1,01%
  • KOMPAS100 1.055   14,74   1,42%
  • LQ45 829   12,18   1,49%
  • ISSI 214   1,21   0,57%
  • IDX30 423   6,92   1,66%
  • IDXHIDIV20 509   7,37   1,47%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 125   0,84   0,68%
  • IDXQ30 141   1,97   1,42%

IHSG berpotensi naik meski minim sentimen positif


Minggu, 19 November 2017 / 19:37 WIB
IHSG berpotensi naik meski minim sentimen positif


Reporter: Chindy Puri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) besok diprediksi menguat meski minim sentimen positif dari dalam negeri. Jumat (17/11) IHSG ditutup optimis 0,23% di level 6.051,73.

Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani mengatakan sepekan ke depan tidak ada rilis data ekonomi tetapi pelaku pasar akan menyikapi data yang telah rilis pekan ini. "Saya melihat memang minim sentimen positif tapi masih ada potensi menguat," kata Riska.

Ia melihat secara teknikal IHSG telah menyentuh level resistance di 6.082. Indeks juga sempat berada pada titik 6.092,35. Pergerakan RSI netral dan bergerak ke arah positif sehingga IHSG masih berpeluang menguat.

Riska memprediksi indeks berada di kisaran support 6.025 dan resistance 6.082. Adapun saham yang bisa diperhatikan seperti UNTR, BRPT, BBNI, BBRI, INTP, PTPP, dan WSBP.

Sementara dari global, data yang akan diperhatikan pelaku pasar adalah neraca perdagangan Jepang di bulan Oktober dan producer price index di Jerman.

Akhir pekan lalu indeks diwarnai sentimen dari dipertahankannya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-7DRR) pada level 4,25%. Riska melihat bahwa BI tidak terlalu khawatir terhadap kenaikan suku bunga The Fed. Selain itu, hal penetapan ini juga menunjukkan kemampuan BI menjaga kestabilan dari inflasi dan nilai tukar rupiah.

“Sejauh ini BI masih mampu dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sehingga menjadi sentiment positif bagi indeks,” ujar Riska. Ia menambahkan pada dasarnya BI memiliki tantangan yang besar. Rendahnya suku bunga akan berpotensi menimbulkan terjadinya capital outflow.

Meski demikian, rendahnya level suku bunga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Suku bunga kredit akan ikut turun sehingga diperkirakan kredit akan bertumbuh. Selain itu, defisit transaksi berjalan masih berada di level yang sehat dan struktur pertumbuhan ekonomi berada dalam posisi yang seimbang. "Jadi, kalau saya melihat pasar itu merespon cukup positif terhadap hal tersebut," tutur Riska.

Sentimen lainnya berasal dari pengadaan pengampunan pajak jilid kedua oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Riska melihat hal ini dapat menjadi cara untuk mengoptimalkan penyerapan pajak dan menjadi sentiment positif untuk indeks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×