Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG) masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan, seiring dengan sikap investor yang masih wait and see.
Research & Consulting Manager, Infovesta Kapital Advisori, Nicodimus Kristiantoro, mengatakan, pergerakan sideways IHSG lebih terasa jika dilihat dalam perdagangan 7 hari terakhir yang hanya berada dalam rentang 6.776 hingga 6.868 dan IHSG juga terlihat sulit menembus level resistance di 6.870.
Adapun, kondisi ini diperkirakan karena market cenderung wait and see mencermati beberapa sentimen yang akan dirilis dalam waktu dekat khususnya statement beberapa pejabat The Fed terkait gerak The Fed pada FOMC bulan depan dan rilis data ketenagakerjaan AS.
Nico mengatakan, sentimen positif yang dapat membuat gerak pasar lebih naik ditopang oleh data ekonomi domestik seperti inflasi dan indeks manufaktur PMI yang melebihi konsensus pasar, serta perburuan dividen emiten big caps.
Baca Juga: Rekomendasi Analis untuk Saham Emiten Consumer yang Sedang Melandai Saat Ramadan
"Menurut saya, jika IHSG tembus 6.870, maka potensi rally ke depannya tetap akan terbuka lebar," jelasnya kepada Kontan.co.id (8/4).
Nico mengatakan, walaupun kondisi saat ini investor asing mulai masuk dan ada musim pembagian dividen, tetapi masih lebih terasa efek wait and see. Selain itu, juga beberapa emiten besar cum dividennya belum selesai.
Di sisi lainnya, sikap investor yang masih wait and see karena sikap The Fed yang sudah mulai mereda dan didukung dengan semakin banyak emiten yang akan membagikan dividen berpotensi mendorong IHSG naik.
Adapun sentimen dari global yang mempengaruhi IHSG berasal dari, fokus pasar yang tertuju pada perkembangan inflasi AS secara bulanan dan pelaksanaan FOMC Meetings yang akan diselenggarakan pada bulan Mei serta Juni.
FOMC Meetings bulan Mei akan menjadi penentu gerak pasar karena akan terlihat arah kebijakan moneter The Fed terbaru, apakah tetap akan menaikkan suku bunga atau tidak menaikkan suku bunga acuannya sesuai dengan ekspektasi pasar.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Emiten Sektor Semen : INTP, SMGR, SMBR dan CMNT
Sementara dari domestik, pasar akan disajikan data ekonomi penting seperti inflasi bulanan yang diperkirakan stabil dengan tren penurunan secara bertahap, kemudian ada rilis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 dan kebijakan rutin RDG-BI.
"Kecemasan terkait belum pastinya sikap The Fed saat ini yang masih menjadi teka teki pasar. Investor sebaiknya selalu update kondisi perkembangan pasar terbaru sehingga bisa menentukan timing yang tepat untuk berinvestasi," jelasnya.
Nico mengatakan dari berbagai sentimen tersebut, volatilitas pasar akan lebih berkurang dibandingkan dengan volatilitas yang terjadi selama kuartal I-2023, pasar akan menemukan kejelasan level peak suku bunga acuan FFR sehingga diharapkan kondisi itu dapat memberikan manfaat kepada pasar saham.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) dari Analis Berikut
Ke depannya, IHSG di akhir tahun 2023 diproyeksikan dapat ditutup dalam rentang 7.250 – 7.350 dan akhir semester 1 2023 diprediksi bisa ke level 6.960-7.000.
Nico merekomendasikan beli untuk BBRI dengan target harga Rp 5.000, ITMG dengan target harga Rp 43.500 dan CMRY dengan target harga Rp 5.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News