Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mengendur. IHSG juga bergerak volatil.
Senin pagi (24/3), IHSG sempat terjun bebas ke bawah level 6.000. Sebelum akhirnya ditutup melemah 1,55% ke level 6.161,28 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sebanyak 134 saham naik, 500 saham turun dan 168 saham stagnan. Total volume perdagangan saham di bursa hari ini mencapai 14,17 miliar saham dengan total nilai Rp 13,61 triliun.
Dana asing juga tercatat masih kabur dari pasar saham domestik. Aliran dana asing tercatat keluar sebesar Rp 160,86 miliar di pasar reguler.
Pelemahan IHSG itu terjadi bersamaan saat beberapa bursa regional terpantau hijau pergerakannya. Misalnya, Hang Seng Index Hong Kong naik 0,91% ke 23.905,56 dan Straits Times Index Singapura naik 0,25% ke 3.936,33.
Baca Juga: IHSG Melorot 1,55% ke 6.161 Hari Ini (24/3), Net Sell Asing Mulai Susut
Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan, pergerakan IHSG memang bisa dibilang kombinasi dari efek liburan yang membuat investor ambil untung dulu alias profit taking.
Hal itu lalu ditambah dengan sentimen negatif soal Danantara tadi pagi dan juga kekhawatiran soal fiskal. Namun, terkait Danantara, pasar masih merespons cukup baik soal adanya beberapa nama yang malang melintang dalam dunia investasi global, seperti Ray Dalio, Yup Kim dan Jeffrey Sachs.
“Ini bikin pelaku pasar makin hati-hati, apalagi asing juga cenderung wait and see. Jadi, sudah semacam ‘perfect storm’ buat IHSG buat sementara ini,” ujarnya kepada Kontan, Senin (24/3).
Meskipun investor asing nampaknya juga mulai meninggalkan pasar Amerika Serikat (AS), mereka memilih untuk kabur ke pasar Eropa dan China.
Kurang menarik
Menurut Felix, Indonesia masih dilihat kurang menarik bagi investor asing saat ini karena faktor ketidakpastian kebijakan fiskal dan kekhawatiran terhadap efisiensi anggaran. Selain itu, volatilitas pasar dan sentimen negatif terhadap saham BUMN dapat membuat investor asing berhati-hati.
“Namun, masih ada sentimen dividen besar yang bisa menjadi katalis positif, khususnya Himbara,” tuturnya.
Alhasil, Felix melihat pergerakan IHSG diperkirakan akan ada pada rentang level 6.000 - 6.300 di sepanjang pekan pendek ini.
IHSG secara historis juga cenderung melemah setelah libur panjang, terutama jika didahului oleh sentimen negatif. Faktor seperti aksi ambil untung, penyesuaian portofolio, dan ketidakpastian ekonomi dapat mempengaruhi pergerakan indeks.
Sehingga, setelah Lebaran, investor bisa memperhatikan level psikologis IHSG di 6.000.
Dengan kondisi tersebut, Felix menyarankan investor untuk berhati-hati dan selektif dalam memilih saham. Meskipun saham BUMN saat ini tengah mengalami tekanan, bukan berarti semuanya juga harus dihindari.
Baca Juga: IHSG Turun 1,55% Usai Pengumuman Danantara, Cek Proyeksinya untuk Selasa (25/4)
Beberapa saham LQ45 dengan fundamental bagus dan valuasi murah pun masih layak dipertimbangkan. Lalu, adanya sentimen dividen di tengah maraknya RUPS Himbara dapat faktor positif bagi saham-saham tersebut.
Namun, ada baiknya investor saat ini memegang uang cash terlebih dulu daripada menginvestasikannya di pasar saham. Hal itu untuk melihat kondisi yang lebih jelas setelah Lebaran lantaran saat ini kondisi pasar modal cukup banyak sentimen negatifnya.
“Kalau ada saham LQ45 dengan fundamental bagus yang valuasinya murah banget, bisa jadi peluang buat dicicil. Intinya, jangan terlalu agresif dulu minggu ini,” katanya.
Spekulasi pasar
Oktavianus Audi, VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas mengatakan, pelemahan IHSG hari ini disebabkan beberapa sentimen dan spekulasi pasar.
Pertama, penantian rilis struktur lengkap pengurus Danantara. Hal ini mendorong spekulan pasar yang bereaksi negatif di pasar, terlebih jika diisi dominasi yang bersifat politis.
Kedua, jelang libur hari bursa terdapat aksi jual yang didorong oleh potensi peralihan cash. Terlebih, trader akan mengurangi alokasi dengan adanya due date pada besok (25/3) agar terhindar interest berkepanjangan.
“Selain itu, saat libur nanti tanggal 2 April, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mulai memberlakukan tarif, sehingga mendorong volatilitas pasar,” ujarnya kepada Kontan, Senin (24/3).
Ketiga, jelang RUPS, khususnya untuk saham perbankan, para investor cenderung mencermati kebijakan dan dividen.
Menurut Audi, keluarnya dana asing dari dalam negeri lantaran sentimen cenderung negatif dan tidak stabil. Mulai dari depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang masih berlanjut, dan program kebijakan strategis pemerintah yang berdampak pada APBN.
“Faktor tersebut yang mendorong realokasi aset oleh asing keluar dari IHSG. Tercatat outflow mencapai Rp 33,17 triliun secara year to date (YTD) di seluruh pasar,” ungkapnya.
Baca Juga: IHSG Sempat Jatuh Jelang Pengumuman Pengurus Danantara, Airlangga: Market itu Dinamis
Alhasil, menjelang libur Lebaran IHSG diperkirakan bakwan bergerak mixed cenderung melemah dalam rentang level support 6.023 dan resistance 6.457 sepanjang pekan pendek.
Investor pun disarankan untuk dapat wait and see menjelang libur bursa dan mulai kalkulasi kembali di kuartal II 2025, terlebih pasca rilis kinerja kuartal I 2025.
Audi merekomendasikan beli untuk sejumlah saham pilihan dari LQ45, yaitu BBCA dengan target harga Rp 9.250 per saham, TLKM Rp 2.830 per saham, BMRI Rp 5.450 per saham, dan ICBP Rp 14.900 per saham.
Analis Infovesta Utama, Ekky Topan melihat, penurunan IHSG pagi tadi diikuti langsung dengan peningkatan kembali usai pengumuman pengurus Danantara.
Di sisi lain, investor mungkin saat ini sudah tak lagi fokus di pasar jelang libur panjang dan mengakibatkan pasar sepi. “Bisa tetap fast trade untuk yang masih mau trading, melihat kondisi pasar yang kurang kondusif,” ujarnya kepada Kontan, Senin (24/3).
Prediksi IHSG
Namun, secara teknikal jangka pendek masih bisa terjadi penguatan di pekan ini, karena kembali terlihat rejection pada support 6.000.
Sehingga, untuk rentang pergerakan IHSG sepanjang pekan pendek, jika tetap bertahan di atas 6.000, kira kira akan bergerak di rentang 6.000-6.400. Namun, jika kembali turun, support terkuat setelahnya bisa ke 5.800.
“Jika tidak ada sentimen positif baru, arah pergerakan IHSG mungkin masih akan cenderung stagnan atau kembali melemah usai lebaran,” paparnya.
Menurut Ekky, alasan kenapa investor asing belum kembali ke Indonesia lantaran mereka masih khawatir dengan prospek ekonomi dan arah kebijakan ekonomi dari Presiden Prabowo Subianto. “Jadi, kemungkinan mereka masih wait and see,” tuturnya.
Alasan lain dari amblasnya IHSG hari ini bisa akibat penurunan ekonomi outlook untuk Indonesia dari Moody’s pada Jumat (21/3) dan ditambah pernyataan Prabowo pada rapat kemarin yang mengatakan tidak apa-apa pasar saham turun.
Alhasil, untuk investor saat ini direkomendasikan masih untuk wait and see karena masih tingginya ketidakpastian di pasar. Untuk emiten LQ45, saat ini tentu sudah banyak yang bisa dikategorikan murah melihat penurunan sudah sangat signifika. Padahal, sebagian kinerja emiten tersebut masih bertumbuh seperti BBCA, BRIS, SIDO, MEDC, dan ANTM.
“Jadi, penurunan saat ini bisa jadi momentum juga untuk akumulasi saham, namun bottomnya memang masih belum terlihat jelas,” ungkapnya.
Baca Juga: Ditengah IHSG Kembali Anjlok, Luhut Bertemu dengan Investor Lokal Pasar Modal
Alhasil, ada baiknya investor menyimpang cash dulu saja di pekan terakhir jelang Lebaran untuk meminimalisasi risiko. Sebab, tidak ada yang tahu sentimen apa yang akan terjadi selama tutup market di minggu depan.
Namun, jika ingin masuk ke pasar saham, Ekky menyarankan investor untuk memerhatikan ANTM, BRIS, dan EXCL. Masing-masing memiliki target harga Rp 2.000 per saham, Rp 4.000 per saham, dan Rp 3.000 per saham.
Selanjutnya: Tarif Empat Ruas Jalan Tol Segera Naik
Menarik Dibaca: 6 Manfaat Utama Spearmint Tea yang Bisa Seimbangkan Hormon Perempuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News