kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.319   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.158   84,64   1,20%
  • KOMPAS100 1.054   15,08   1,45%
  • LQ45 829   11,70   1,43%
  • ISSI 213   1,32   0,62%
  • IDX30 429   7,68   1,82%
  • IDXHIDIV20 515   8,93   1,77%
  • IDX80 120   1,38   1,17%
  • IDXV30 122   0,92   0,76%
  • IDXQ30 141   2,22   1,60%

IHSG Berada di 7.065 Sebelum Libur, Intip Prospek Hingga Tutup Tahun


Kamis, 26 Desember 2024 / 05:55 WIB
IHSG Berada di 7.065 Sebelum Libur, Intip Prospek Hingga Tutup Tahun
ILUSTRASI. Selasa (24/12), IHSG melemah 0,43% atau 30,7 poin ke 7.065,75 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun di perdagangan terakhir sebelum libur Natal dan cuti bersama. Selasa (24/12), IHSG melemah 0,43% atau 30,7 poin ke 7.065,75 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

IHSG melemah 1,29% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG turun 2,85%.

Masih ada tiga hari perdagangan di tahun 2024. Pekan ini, bursa masih akan buka di hari terakhir, Jumat (27/12) setelah libur Natal dan cuti bersama, 25-26 Desember 2024. Pekan depan masih ada dua hari perdagangan di akhir 2024.

Hingga akhir 2024, Founder Stocknow.id Hendra Wardana memproyeksikan IHSG akan berada di kisaran 7.150-7.280. Tekanan utama berasal dari kebijakan kenaikan PPN dan lemahnya konsumsi masyarakat.

“Sektor perbankan yang mampu menahan IHSG hingga akhir tahun hanya BBCA. Sektor energi juga bisa membantu, karena sudah naik dari awal 2024,” tuturnya.

Baca Juga: Turun Jelang Libur Natal, IHSG Masih Bertahan di Atas 7.065

Menurut Hendra, meskipun tahun ini penuh tantangan, peluang pasar saham Indonesia untuk bangkit di 2025 tetap terbuka.

Dengan sinergi antara pemerintah, OJK, dan pelaku pasar dalam menciptakan kebijakan yang mendorong pertumbuhan, menjaga stabilitas ekonomi, serta memulihkan kepercayaan pasar, IHSG berpotensi mencatat kinerja yang lebih baik.

Selain itu, langkah strategis pemerintah, seperti menjaga stabilitas rupiah, memberikan insentif pajak, dan memperluas edukasi pasar modal kepada masyarakat, juga perlu dioptimalkan.

“Jika hal ini terwujud, IHSG dapat kembali menjadi salah satu indeks terbaik di kawasan ASEAN. Sehingga, bisa memberikan peluang besar bagi investor untuk menikmati momentum pertumbuhan jangka panjang,” katanya.

Baca Juga: BEI Akan Delisting Setidaknya 10 Saham di 2025, Intip Historis Delisting Sejak 2020

Hendra melihat, target IHSG di tahun 2025 bisa ada di kisaran 7.500. Sejumlah sentimen positif, seperti stabilitas kebijakan moneter, stimulus fiskal, dan perbaikan tata kelola pasar, diharapkan mampu menarik kembali minat investor.

Sektor-sektor potensial yang bisa menjadi motor penggerak IHSG hingga tahun 2025 antara lain adalah sektor perbankan (BBCA, BMRI, BBRI), energi (ADRO, ITMG, PGAS), serta konsumer defensif (ICBP, MYOR).

“Investor disarankan menerapkan strategi buy on weakness pada saham-saham unggulan tersebut sambil mempertahankan alokasi dana di instrumen aman, seperti obligasi pemerintah,” ungkapnya.

Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, berpandangan, melemahnya kinerja IHSG sejalan dengan estimasi sebelumnya terkait potensi slower pace untuk pemangkasan suku bunga di tahun 2025.

Pasca rapat FOMC kemarin diumumkan secara resmi oleh The Fed, terlihat dari dot plot hanya terjadi pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali atau sebesar 50 bps.

“Ini jauh di bawah ekspektasi pasar pasar kuartal lalu,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (19/12).

Baca Juga: MA Tolak Kasasi Sritex, Kemnaker Pastikan Buruh Tetap Dapat Haknya

Hal ini lantas menimbulkan gejolak di pasar saham seiring dengan potensi pelemahan daya beli hingga perlambatan ekonomi. Bahkan, potensi terjadinya pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS kembali berlanjut.

“Sehingga, berpotensi mendorong investor melakukan peralihan portofolio investasi ke aset yang berisiko lebih rendah,” ungkapnya.

Audi memperkirakan, IHSG akan ditutup dalam rentang 7.300-7.500 di akhir tahun 2024. Ini jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang bisa menyentuh level 8.000.

“Sektor yang dapat berpotensi menopang hingga akhir tahun 2024 yakni sektor energi dan konsumer,” katanya.

Selain itu, The Fed juga mengumumkan proyeksi ekonomi AS tahun 2025. Yang menjadi fokus investor adalah inflasi yang diperkirakan naik menjadi 2,5% pada 2025, dari prediksi sebelumnya yang sebesar 2,1%.

Baca Juga: IHSG Ditutup Turun 0,43% ke 7.065,75 Selasa (24/12), Top Losers: AMRT, GOTO, ESSA

Sementara, proyeksi tingkat pengangguran cenderung berada di level 4,3%. Hal tersebut yang menjadikan The Fed akan lebih konservatif dalam langkah kebijakan moneter tahun depan.

Alhasil, Audi melihat, pelonggaran kebijakan suku bunga bisa cenderung melambat pada tahun 2025. Sehingga, berpotensi menimbulkan ketidakpastian dan juga perpindahan alokasi investasi aset berisiko rendah.

“Potensi fluktuasi rupiah juga berpotensi meningkat dan meningkatkan pelemahan daya beli,” paparnya.

Audi memperkirakan, IHSG di tahun 2025 akan bergerak lebih konservatif dengan target base di level 7.820 dan dengan skenario bearish di level 6.850.

“Sektor yang akan menarik dengan kondisi tersebut adalah sektor yang cenderung defensif, seperti sektor konsumer, kesehatan, serta bahan baku,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×