Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.683,14 pada perdagangan Rabu (10/11). Angka itu mendekati rekor tertingginya pada 2018 lalu di level 6.693,46.
Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menilai tren kenaikan IHSG itu didorong optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya, progres vaksinasi yang telah dilakukan pemerintah.
Selain vaksinasi, dia menjelaskan penguatan IHSG juga akan mendapatkan sentimen dari momentum Natal dan tahun baru. Menurutnya, periode tersebut merupakan momentum terjadinya peningkatan konsumsi masyarakat.
"Dengan hal tersebut, IHSG diproyeksikan masih mampu untuk menguat hingga akhir tahun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (10/11).
Baca Juga: IHSG naik 0,20% ke 6.683 di perdagangan Rabu (10/11), net buy asing Rp 286,49 miliar
Adapun hingga akhir tahun, Kiswoyo memproyeksikan IHSG akan ada di level 6.800.
Analis Erdikha Elit Sekuritas Ivan Kasulthan menambahkan sentimen penopang IHSG lainnya yaitu dari adanya pelonggaran PPKM dari dalam negeri yang membuat aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik. "Selain itu, sentimen window dressing sepertinya akan mampu mewarnai penguatan IHSG pada akhir tahun ini," sebutnya.
Dia juga memperkirakan pada akhir tahun IHSG akan melewati rekor tertingginya, dengan rentang 6.700-6.800.
Ivan bilang, beberapa saham yang menarik untuk dicermati hingga tutup tahun yakni BBRI, BBCA, TLKM, dan ASII.
Senada, hingga akhir tahun nanti Kiswoyo menjagokan BBCA, BBRI, TLKM, dan ASII karena saham-saham tersebut sebagai penggerak IHSG.
"Selain itu juga dari sisi kinerja juga diproyeksikan akan bertumbuh dibandingkan tahun lalu," imbuh Kiswoyo.
Selanjutnya: Minim sentimen, IHSG diprediksi bergerak sideways pada Kamis (11/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News