Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga akhir perdagangan sesi I, Senin (5/8), Indeks Harga Gabungan (IHSG) ditutup turun 1,75% ke 6.229,32. Analis Jasa Utama Capital Chris Apriliony menyatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan HSG terkoreksi dalam.
Antara lain kurs rupiah yang melemah, indeks PMI China yang turun, serta produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang diprediksikan juga rendah. Sekadar informasi, Badan Pusat Statisk (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 berada di level 5,05%.
Baca Juga: Kinerja unitlink saham turun di bulan Juli 2019
Hal itu juga dituliskan oleh analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus yang menilai penurunan signifikan IHSG diiringi dari internal maupun eksternal. Meski beberapa rilis data sudah sesuai skema dan target pemerintah, tetapi pelaku pasar juga terlihat pesimis ketika rilis data PMI manufaktur yang berada pada fase kontraksi atau perlambatan pada aktivitas perusahaan manufaktur.
Tercatat, manufacturing PMI China turun dari 50,6 menjadi 49,6. Hal tersebut merupakan penurunan pertama sektor ini dalam waktu enam bulan terakhir. "Isu blackout listrik PLN Pulau Jawa-Bali kemarin juga menjadi faktor tambahan," tambah Chris kepada kontan.co.id, Senin (5/8).
Baca Juga: IHSG anjlok 110 poin ke 6.229 hingga akhir perdagangan sesi I
Herditya Wicaksana, analis MNC Sekuritas memperkirakan pelemahan IHSG hari ini karena respons pasar atas memanasnya kembali perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Trump kembali mengenakan tarif tambahan 10% atas barang-barang impor dari China per 1 September 2019 nanti.
Herditya juga menambahkan melemahnya rupiah terhadap dolar menjadi faktor tambahan. Selain itu, baik Chris ataupun Herditya sama-sama menyatakan hari ini IHSG akan cukup sulit bertahan di level di atas 6.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News